Fermentasi Fase Padat Kulit Pisang untuk Suplemen Pakan Ikan

2017 
Pakan adalah salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ternak, dimana kebutuhan nutrisi pakan ternak akan berdampak dalam keberhasilan sektor peternakan khususnya budidaya perikanan. Akan tetapi, harga bahan pakan konvensional terus mengalami fluktuasi dan masih harus diimport untuk memenuhi kebutuhan industri peternakan dan perikanan. Untuk mengurangi biaya pakan, telah dilakukan berbagai riset untuk pengganti bahan pakan ikan dengan sumber protein nabati alternatif. Kebutuhan nutrisi ikan meliputi karbohirat, lemak, vitamin, protein dan mineral. Selain itu, enzim amilase juga diperlukan pada sistem pencernaan ikan untuk membantu pemecahan kadar pati menjadi glukosa sehingga mudah dicerna di usus dan menghasilkan energi. Pisang merupakan salah satu buah yang memiliki potensi sebagai bahan alternatif, karena masih banyak komponen organik dari buah pisang yang belum termanfaatkan. Jika dilakukan proses secara efisien, limbah kulit pisang ini mampu meningkatkan kualitas pakan ikan dengan kandungan proksimat yang tinggi yaitu protein dan serat. Hal ini merupakan kesempatan besar untuk mengolah bagian pisang yang sebelumnya tidak lebih dari sekedar limbah menjadi sesuatu yang sangat berguna dan sangat ekonomis. Tujuan utama ini adalah memanfaatkan limbah kulit pisang kepok menjadi suplemen pakan ikan dengan proses fermentasi fase padat, sehingga kulit pisang pisang memiliki kandungan proksimat yang lebih baik terutama pada peningkatan kadar protein dan penurunan kadar serat. Hal lain yang ingin diteliti adalah kemampuan mikroorgarnisme Saccharomyces cerevisiae dan Rhizopus oryzae dalam menghasilkan aktivitas amilase menggunakan kulit pisang kepok sebagai substrat. Variabel dari penelitian ini adalah jenis mikroorganisme (Saccharomyces cerrevisiae dan Rhizopus oryzae), lama waktu fermentasi (1, 3,dan 5 hari), serta kondisi aerasi dan tanpa aerasi. Berdasarkan penelitian, diperoleh beberapa hasil. Pertama, aerasi memberikan dampak yang signifikan terhadap proses fermentasi kulit pisang kepok baik menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae maupun Rhizopus oryzae ditinjau dari peningkatan kadar protein, penurunan kadar serat dan peningkatan jumlah mikroorganisme. Kedua, pada proses fermentasi kulit pisang kepok menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae diperoleh hasil terbaik pada fermentasi selama 5 hari dengan kondisi aerasi berupa kadar protein sebesar 4,05% dan kadar serat sebesar 1,08%, sedangkan pada penggunaan mikroba Rhizopus oryzae diperoleh hasil terbaik pada fermentasi selama 1 hari dengan kondisi aerasi berupa kadar protein sebesar 4,04% dan kadar serat sebesar 0,69%. Terakhir, dapat dikatakan bahwa semakin lama proses fermentasi akan mengasilkan nilai aktivitas amilase yang semakin besar baik pada mikroba Saccharomyces cerevisiae maupun Rhizopus oryzae, yaitu sebesar 9,99 Dp dan 12,75 Dp pada fermentasi selama 5 hari dengan kondisi aerasi.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []