Lingkungan hidup yang nyaman serta bersih merupakan hal sangat penting untuk hidup sehat maka perlu kita jaga dengan sebaik mungkin. Akan tetapi kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan bisa dibilang sudah mulai berkurang. Terbukti dengan maraknya budaya membuang sampah sembarangan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat . Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa seolah tidak merasa bahwa tindakan mereka tersebut salah dan dapat merugikan lingkungan serta orang banyak. Kita tentu tahu salah satu penyebab banjir tidak lain disebabkan oleh budaya membuang sampah sembarangan ke sungai dan tidak mengenal arti lingkungan bersih apalagi membedakan mana jenis sampah organik dan jenis sampah anorganik. Bila masalah ini dibiarkan bukan tidak mungkin akan semakin banyak masalah dan bencanan yang akan kita hadapi di masa mendatang.Diharapkan kesadaran masyarakat untuk dapat memilah sampah organik dan organik. Di mana ke dua jenis sampah ini dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menambah pendapatan keluarga.Sebaiknya disetiap rumah tangga sudah mempunyai tempat sampah yang berbeda sehingga dapat memilah ke dua jenis sampah tersebut, dan tempat sampah juga ditempatkan di daerah-daerah strategis yang terdiri dari tempat sampah organik dan anorganik. Apabila masalah sampah ini sudah dapat diatasi maka lingkungan yang nyaman dan bersih dapat tercipta sehingga masyarakat terhindar dari bahaya serangan penyakit dan banjir
Paddy sawah cultivation that done for long time used chemical fertilizer with dosage that continously increased but many reports indicated no respond on increasing paddy production. Utilization of chemical fertilizer caused decreased soil quality, which fertilizer respond was less that indicated by production that hard to increase while fertilizer dosage was increased every year so farm cost more expensive especially for buy fertilizer. This problem must be solved by applicated res earch result for farmer with utilized harvest waste as organic fertilizer by composting. This IbM activity aim was to used harvest waste as organic fertilizer by composting to decrease fertilizer cost and farmer income be increased. This activity target was found IPTEKS for farmer how processes to made harvest waste be organic fertilizer by composting to increased fertilizer efficiency so that chemical fertilizer can decreased. This activity result after socialized about utilization and composting processes was farmer understood and could made compost from harvest waste and increased farmer knowledge abaout utilization harvest waste as organic fertilizer. Key words : compost, farmer, harvest waste
Effects of formulations and storage length on the viability, bioactivity and persistence of Metarhizium anisopliae against Crocidolomia pavonana Fabricius. Crocidolomia pavonana Fabricius (Lepidoptera: Pyralidae) is important pest on vegetables form Brassicaceae family, that required to be control. Metarhizium anisopliae entomopathogenic fungus is one potensial of the biological agent that can be used to control C. pavonana. This study aimed to investigated the effect of storage duration on viability, bioactivity and persistence of M. anisopliae after formulated to control C. pavonana. Laboratory experiment was arranged in completely randomized design with the treatment was storage duration that included 2,4,6,8 and 10 weeks that replicated three trials. The variabels to be measured were viability and bioactivity at concentrations106, 107, and108. Field experiment used T Student test with treatment was duration of M. anisopliae formulation survive and its persistence on C. pavonana. Laboratory experiment results showed that the best storage duration of formulation on Metarhizium viability was pellet frmulation at 4th week 4 after storage. While the best bioactivity was pellet formulation with concentration 107 at 10 weeks after storage. Field experiment results showed that M. anisopliae formulation could be survived and its persistence to control pests C. pavonana until 4th day after application, either pellet or powder formulation.
Phosphate solubilizing fungi from ultisol acid soil can be used as biological fertilizer to increase corn growth. Field experiment to be done to know effect of Phosphate solublizing fungi (PSF) and anorganic P fertilizer on corn on ultisol. The Randomly Complete Block design used that consist two factors, eg. fungi of PSF and anorganic P fertilizer. Factor fungi of PSF (M) with four levels : M0 = without PSF; M 1 = PSF from corn rizhosphere (10 ml/plant hole); M 2 = PSF from chilli rizhosphere (10 ml/plant hole) and M 3 =PSF from banana rizhosphere. (10 ml/plant hole). Second factor was anorganic P fertilizer (P) with three levels: P 0 = without anorganic P fertilizer; P 1 = halp of anorganic P fertilizer recomendation dosage and P 2 = anorganic P fertilizer recomendation dosage. Results showed that application of PSF increased plant hight of plant hingher than without PSF. Anorganic P fertilizer application increased, hight of plant hei significant.Application.of anorganik P fertilizer increased stemp diamter very sinificant but not significant on plant heiggth. Interaction effect PSF with anorganic P fertilizaer was not significant on corn growth.. Keyword: anorganic P fertilizer, phosphate solubilizing fungi and ultisol soil
Phosphate solubilizing fungi (PSF) from paddy soil can used as biofertilizer to increase P availability.Aimed this experime nt was to increase P availability, growth and paddy rice production. The randomly complete block design used that consist two factors, eg. Dosage of PSF (A) and anorganic P fertilizer (F). Factor dosage of PSF (A) with four levels: without PSF; 2 kg PSF/plot; 4 kg PSF/plot and 6 kg PSF/plot. Factor anorganic P fertilizer with three levels: without anorganic P fertilizer; 50% anorganic P fertilizer and 100% anorganic P fertilizer. Experiment result showed that application of PSF increased P availaibility, growth and plant production more high than without application of PSF. Application of anorganic P fertilizer increased P availability, growth and plant production more high than without application of anorganic P fertilizer. Interaction between application of PSF with anorganic P fertilizer (4 kg PSF/plot + 100% anorganic P fertilizer) increased P availibility, growth and plant production more high than without application of PSF and anorganic P fertilizer (control).
Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan kebun bibit mangrove yang menjadi acuan pengelolaan ekosistem mangrove di pesisir desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi melalui penyuluhan kepada masyarakat untuk memelihara kelestarian ekosistem mangrove. Metode kegiatan dilakukan dengan cara, yaitu metode diskusi dan ceramah pada kegiatan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya ekosistem mangrove dan menjelaskan cara pembuatan kebun bibit mangrove. Semua kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang dapat diukur dengan indikator keberhasilan kegiatan, terjadi peningkatan pemahaman pada saat dilakukan sosialisasi dan antusias serta partisipasi masyarakat pada saat acara dilaksanakan
Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman juga dapat memperbaiki sifat kimia tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pupuk organik urin kambing dan pupuk P anorganik yang optimum serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei – Agustus 2018. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan dimana faktor pertama adalah urin kambing (U) yang terdiri dari 4 taraf yaitu U0 = kontrol; U1= 25 mL L-1 larutan; U2 = 50 mL L -1 larutan; dan U3 = 75 mL L-1 larutan. Faktor kedua adalah pupuk SP36 (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu P0 = kontrol; P1 = 16,9 g/plot; dan P2 = 33.8 g/plot. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk organik urin kambing berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainya. Pemberian pupuk P anorganik berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter. Interaksi pemberian urin kambing dan pupuk P anorganik berpengaruh nyata terhadap bobot polong per tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya.
Salah satu perbanyakan tanaman yang paling mudah dilakukan secara massal dan biayanya murah adalah perbanyakan melalui biji atau perbanyakan secara generatif (seksual). Dalam perbanyakan secara generatif, biji digunakan sebagai alat perbanyakan. Perbanyakan tanaman secara generatif memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan perbanyakan tanaman secara generatif adalah tanaman baru bisa diperoleh dengan mudah dan cepat, biaya yang dikeluarkan relatif murah, umur tanaman lebih lama, tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang lebih kuat . Sedangkan kelemahan perbanyakan secara generatif adalah tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya, varietas baru yang muncul belum tentu lebih baik, waktu berbuah lebih lama dan kualitas tanaman baru diketahui setelah tanaman berbuah. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat tentang teknik pembibitan tanaman buah. Metode yang diberikan adalah dengan cara diskusi dan bermusyawarah bagaimana cara atau teknik pembibitan tanaman buah dan selanjutnya dilakukan pelatihan pembibitan. Setelah itu kita tetap melakukan evaluasi dan monitoring kegiatan. Hasil yang diperoleh masyarakat sudah mengetahui dan memahami hal-hal yang harus disiapkan dalam pembibitan mulai dari penyiapan media tanam , pembuatan naungan, perkecambahan sampai pemindahan bibit di polybag. Dan kesimpulannya masyarakat paham teknik pembibitan tanaman.