Resolution of the relative phase ambiguity in spectral shearing interferometry of ultrashort pulses
20
Citation
16
Reference
10
Related Paper
Citation Trend
Abstract:
We show that multiple-shear spectral shearing interferometry can overcome the relative phase ambiguity of disjoint spectral components that is present in single-shear approaches. By upconverting the unknown pulse with spatially chirped ancillae, we achieve a shear-to-space mapping that can be acquired on an imaging spectrometer. A subset of this continuous range of shears can be chosen for robust and accurate phase retrieval using a multiple-shear algorithm.Keywords:
Shearing (physics)
Spectral resolution
An interferometer is described that is capable of measuring the deviation of a target device from a plane with an accuracy of 0.1 micro, when the interferometer-target separation is as much as 10 m. This interferometer resembles one described in 1965 by Baldwin and Whitten in that they both use a Kösters prism and a Porro prism. The present use of a laser for the light source yields nonlocalized fringes at the output that are easily monitored by an electronic fringe detector.
Prism
Interferometric visibility
Cite
Citations (2)
The multiechelle grating arrangement (MEGA) [ Appl. Opt.21, 4363 ( 1982)] is used in a 1.2-m pressure scanned monochromator. The spectral orders from the exit slit of the pressure vessel, containing four 160-mm wide echelle gratings together with a collimating and a focusing mirror, are separated by a prism order-sorter monochromator. Reading the intensities of the spectral orders while varying the pressure gives a read-off of the whole 330–700-nm spectral range (extendable down to 200 nm). A spectral resolution close to 2 × 106 at 632 nm was measured with a He–Ne laser. Operation of the spectrometer is described in detail.
Monochromator
Prism
Spectral resolution
Collimated light
Cite
Citations (13)
The interferometer of the Fourier transform spectrometer at the University of Oulu has been modified so that the maximum instrumental resolution is better than 10−3 cm−1. The resolution of the previous interferometer was 4.5 × 10−3 cm−1. The present interferometer consists of large cube corner mirrors and a large Mylar beam splitter. Each corner mirror has been made with three flat mirrors on an adjustable supporting frame. The interferometer was already in practical use in 1985. The first spectra (H2O, CO2, N2O, OCS) recorded on this interferometer have been presented in HANDBOOK OF INFRARED STANDARDS WITH SPECTRAL MAPS AND TRANSITION ASSIGNMENTS BETWEEN 3 AND 2600 μm, G. Guelachvili and K. Narahari Rao, Eds. (Academic, New York, 1986).
Beam splitter
Cube (algebra)
Intensity interferometer
Fourier transform spectroscopy
Corner reflector
Interferometric visibility
Cite
Citations (36)
A relatively inexpensive, versatile interferometer has been developed to evaluate the combined surface and internal properties of long, highly doped laser rods. The basic interferometer configuration, which is a modified Mach-Zehnder type, can be used for Brewster-ended as well as for square-ended rods in the pumped or unpumped condition. An unusual feature of this interferometer is that both beam splitters and mirrors are located in the same arm rather than in opposite corners as found in the conventional M-Z interferometer. Some shadowgraph pictures and interferograms of laser rods obtained with the interferometer are shown.
Rod
Shadowgraph
Beam splitter
Intensity interferometer
Cite
Citations (1)
Uraian pekerjaan (job description) adalah pernyataan faktual dan terorganisasi tentang kewajiban dan tanggung jawab dari pekerjaan tertentu. Uraian pekerjaan ini penting bagi karyawan untuk digunakan sebagai standar
fungsi yang menggambarkan apa yang harus dilakukan, bagaimma melakukannya dan mengapa dilakukan. Denqan uraian pekerjaan ini diharapkan agar para karyawan lebih memahami aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan mereka sehingga kinerja yang akan dihasilkan menjadi lebih baik. Pada penelitian ini yang ingin dilihat adalah pengaruh uraian pekerjaan terhadap kinerja karyawan yang nantinya akan membandingkan kinerja yang diperoleh sebelum diterapkannya uraian pekerjaan dengan kinerja sesudah diterapkannya uraian pekerjaan. Untuk mengetahui kinerja para karyawan tersebut kita memerlukan adanya suatu penilaian kinerja penilaian kinerja ini dibutuhkan sebagai catatan atau data-data yang diperoleh dari hasil kerja seorang karyawan selama suatu periode waktu tertentu. Untuk pembuatan penilaian kinerja ini maka aspek yang dibutuhkan sebagai acuan adalah uraian pekerjaan. Partisipan penelitian adalah karyawan PT. Raperind Motor divisi mekanik yang berjumlah 17 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara angket dan observasi untuk pembuatan uraian pekerjaan, rating scale untuk penilaian kinerjanya sedangkan tehnik analisis datanya adalah uji t-test. Setelah diuji dengan hasil uji t-student, hasil perhitungan menunjukkan bahwa ada perbedaa antara kinerja sebelum diberikannya uraian pekerjaan dengan kinerja sesudah diberikannya uraian pekerjaan (t=5,895; p(0,000)<0,01). Hal ini berarti bahwa kinerja sesudah diberikan uraian pekerjaan jauh meningkat daripada kinerja sebelum diberikannya uraian pekerjaan, karena dengan uraian
pekerjaan bisa membantu para pegawai melaksanakan tugas dan tanggung jawab, juga membantu mengerti tentang batas-batas kewenangan yang dimiliki sehingga mereka bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan mereka dengan demikian kinerja yang dihasilkan juga meningkat. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan dua orang penilai untuk melakukan penilaian kinerja, hal ini adalah untuk mengurangi unsur subjektifitas.
Cite
Citations (0)
PT. Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory perusahaan yang bergerak dibidang industri yang menghasilkan produk berupa makanan, dalam proses produksinya selalu mengalami adanya produk yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan. Dalam hal ini adalah adanya produk rusak. Penyebab terjadinya produk rusak yaitu adanya keterbatasan kemampuan mesin terhadap pelaksanaan proses produksi. Produk rusak mengakibatkan kenaikan biaya produksi atau harga pokok produk, karena itu tidak boleh dipandang sebagai masalah kecil.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi produk rusak pada PT. Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan perlakuan akuntansi produk rusak. Data diperoleh melalui observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory didapati adanya produk rusak yang bersifat normal laku dijual, produk rusak bersifat normal tidak laku dijual, produk rusak bersifat abnormal laku dijual, dan produk rusak bersifat abnormal tidak laku dijual. Perlakuan akuntansi terhadap produk rusak yaitu perusahaan memperlakukan produknya untuk dikembalikan ke proses awal untuk diproduksi kembali, dan produk rusak yang laku dijual yaitu hasil penjualan dari produk rusak tersebut dianggap sebagai pendapatan lain-lain. Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti ialah perusahaan harus melakukan pengecekan rutin pada mesin agar dapat meminimalisir terjadinya produk rusak.
Kata kunci: Perlakuan akuntansi, Produk rusak
Cite
Citations (0)
Angin merupakan sumber energi yang sangat melimpah yang merupakan
sumber energi terbarukan. Salah satu bentuk memanfaatkan energi angin adalah
dengan menggunakan turbin angin. Namun, komponen pada turbin angin sering
mengalami kerusakan, salah satunya kerusakan yang terjadi pada bantalan. Peran
bantalan sangat penting dalam menjaga performa pada sebuah mesin. Bantalan
yang rusak akan berdampak pada penurunan kinerja dari kincir angin. Penelitian
deteksi rusak bantalan sudah banyak dilakukan pada mesin-mesin rotary,
sedangkan deteksi rusak bantalan pada kincir angin masih sangat minim
dilakukan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi
rusak bantalan secara dini pada kincir angin menggunakan analisis getaran dengan
menerapkan fitur spektrum frekuensi dan analisis envelope.
Penelitian ini menggunakan bantalan kondisi normal dan bantalan rusak
jamak (multi-faults) yang dirusak secara sengaja dengan ukuran rusak kedalaman
(deep) bantalan sebesar 2 mm dan rusak pada lebar bantalan sebesar 0.7 mm.
Rusak jamak (multi-faults) yaitu rusak pada lintasan luar dan lintasan dalam yang
dirusak secara bersamaan dan deteksi rusak bantalan dilakukan menggunakan
analisis spektrum envelope. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan motor
penggerak sebagai simulasi angin dengan kecepatan poros 1200 RPM. Bantalan
yang digunakan adalah Self Aligning Double Row, Merk TAM, Seri 1208K .
Spektrum frekuensi tidak menunjukan amplitudo frekuensi rusak pada
bantalan, akan tetapi ada amplitudo frekuensi tinggi dari kecepatan putar poros.
Spektrum frekuensi pada rusak bantalan menunjukan adanya frekuensi rusak
bantalan lintasan luar dan lintasan dalam yang di ikuti 1X sampai 3X
harmoniknya. Akan tetapi, amplitudo frekuensi rusak bantalan masih rendah dan
tertutupi oleh frekuensi komponen lain. Metode envelope dapat mengekstrak
impak dengan energi yang sangat rendah dan memunculkan amplitudo frekuensi
rusak pada bantalan. Sehingga, identifikasi rusak bantalan akan terlihat sangat
jelas dengan munculnya frekuensi dari rusak bantalan lintasan luar dan dalam
yang di ikuti 1X sampai 3X harmoniknya.
Cite
Citations (0)
FIRI (Far Infra-Red Interferometer) is a concept for a spatial and spectral Space interferometer with an operating wavelength range of 25-400 µm and sub-arcsecond angular resolution, and is based on the combination of Stellar Interferometry and Fourier Transform Spectroscopy to perform spectroscopy at high angular resolution in the Far Infrared. The resulting technique is referred to as Double Fourier Spatio-Spectral Interferometry (Mariotti and Ridgway 1988). To study the feasibility of a FIRI system the Far-Infrared Interferometer Instrument Simulator (FIInS) has been developed. To demonstrate its functionality, the simulation of an observation of a circumstellar disk around a Herbig Ae star is presented.
Spectral resolution
Fourier transform spectroscopy
Cite
Citations (1)
An IR Twyman-Green interferometer is described. It uses a cw CO(2) laser as a light source operating at a 10.6-microm wavelength. Theoretical analysis and experimental measurements of the relationship between the contrast of the interference fringes and the rms roughness of test surfaces are discussed. Interferometric testing results and special alignment methods are shown for rough surface optics.
Interference microscopy
White light interferometry
Cite
Citations (96)
Principles and types of radial shearing interferometer are presented, and the advantages, disadvantages and problems existing are analyzed. Developments of radial shearing interferometer are reviewed and its important role in measurement of optical information is discussed.
Shearing (physics)
Shearing interferometer
Cite
Citations (0)