Hubungan Derajat Asidosis dengan Kadar Ureum dan Kreatinin Bayi Asfiksia

2016 
Latar belakang. Asfiksia neonatorum merupakan masalah kesehatan pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan asidosis. Selanjutnya asidosis metabolik menjadi salah satu penyebab gangguan metabolisme sel, ditandai dengan penurunan pH, pO 2 , base excess,dan peningkatan pCO 2 . Parameter tersebut dapat digunakan untuk mengetahui keadaan hipoksia pada bayi. Salah satu gangguan fungsi organ adalah penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan ureum dan kreatinin. Tujuan. Membuktikan hubungan antara derajat asidosis metabolik pada bayi asfiksia dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin. Metode. Penelitian kohort prospektif pada bayi baru lahir dengan asfiksia di RSUP Dr. Kariadi Semarang bulan Januari-Desember 2010. Derajat asidosis ditentukan berdasarkan kadar pH dan base excess(BE) ; pH 7,2-7,29 asidosis ringan, sedangkan pH 20 mg/dL, kreatinin >1mg/ dL.Data dianalisis dengan uji chi-square, tingkat kemaknaan secara statistik, apabila p≤0,05. Hasil. Subjek 63 neonatus, 32 menderita asidosis berat, dan 31 asidosis ringan. Neonatus dengan asidosis berat pada hari keempat rerata kadar ureum 26,69 (±11,8) mg/dL dibanding kelompok asidosis ringan 27,06 (±12,9) mg/dL, p=0,14. Kreatinin kelompok asidosis berat 1,09 (±0,5) mg/dL berbeda bermakna (p=0,03) dibandingkan kreatinin pada kelompok asidosis ringan 0,89 (±0,5) mg/dL. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat asidosis dengan peningkatan kadar ureum (p=0,87) dan kreatinin (p=0,08) pada hari keempat kehidupan. Kesimpulan. Derajat asidosis tidak berhubungan dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin pada neonatus usia empat hari.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []