ANALISIS PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DANPENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH PADA KAWASAN PESISIR DENGAN JENIS TIPE LUAPAND DI KOTA BENGKULU (Studi Kasus Kelurahan Rawa Makmur Permai)
2019
Kota Bengkulu secara geografis terletak di pantai bagian Barat Sumatera yang
mempunyai potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang besar dan beragam. Hal ini
disebabkan dua pertiga wilayah Kota Bengkulu merupakan kawasan pesisir. Potensi
sumberdaya wilayah tersebut dapat digali sesuai dengan kemampuan daerah dan
(Bonodikun, 2015).
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Batas wilayah
pesisir yang digunakan di Indonesia adalah wilayah dimana daratan berbatasan dengan
laut. Batas kearah darat meliputi (1) secara ekologis : kawasan daratan yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses kelautan seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi air
laut. (2) secara administrasi : batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak
maksimum adalah 2 kilometer dari garis pantai (Dahuri, 2001).
Rawa Makmur Permai merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan
Muara Bangkahulu Kota Bengkulu berada pada kawasan pesisir dengan ketinggian 0-10 m
dpl yang lahannyadapat dikembangkan secara optimal dengan meningkatkan fungsi dan
manfaatnya maka bisa menjadi lahan yang potensial untuk dijadikan lahan pertanian tetap.
Luas lahan usahatani padi sawah pada kawasan pesisir di Kelurahan Rawa Makmur Permai
yaitu 35 hektar yang merupakan jenis lahan luapan tipe D artinya lahan tidak terluapi oleh
air pasang baik pasang besar maupun pasang kecil, tetapi permukaan air tanahnya berada
pada kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah. Usahatani padi sawah pada
kawasan pesisir di Kelurahan Rawa Makmur Permai merupakan usahatani padi sawah
tadah hujan dan pemanfaatan air sungai sebagai sarana perairan lahan pertanian dengan 2
kali musim tanam dalam satu tahun..
Usahatani padi sawah tadah hujan merupakan usahatani padi yang hanya
mengandalkan air hujan untuk pemenuhan kebutuhan air. Gagal panen dan gagal tanam
merupakan hal yang sangat lumrah dialami oleh petani tadah hujan, contohnya petani
menugal pada saat kondisi lengas tanah sangat rendah dengan keyakinan besok atau lusa
akan turun hujan yang cukup untuk memulai pertumbuhan padi di sawahnya. Akan tetapi
apabila perkiraan petani salah maka benih yang ditugal tidak akan tumbuh atau bibit yang
baru saja tumbuh segera mati karena kekeringan (Pramudia et al, 1991).
Usahatani padi sawah pada kawasan pesisir merupakan salah satu sumber
pendapatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat yang berada di wilayah pesisir, oleh
karenanya perlu pengolahan yang tepat dalam usahatani padi sawah pada kawasan pesisir
agar meningkatkan produksi. Tinggi rendahnya produksi padi sawah oleh petani, erat
kaitannya dengan tingkat pendapatan petani itu sendiri. Bila dalam pengelolaan
usahataninya petani merasa mendapat pendapatan yang lebih meningkat, maka mereka
akan berusaha untuk mempertahankan atau meningkatkan produksinya, demikian
sebaliknya. Peningkatan produktivits usahatani padi sawah pada kawasan pesisir selain
dipengaruhi oleh luas lahan juga dipengaruhi faktor produksi lain, misalnya penggunaan
benih unggul dan jumlah yang tepat, pemupukan yang tepat, pengelolaan usahatani yang
baik sertaserta pengendalian hama dan penyakit yang tepat. Produktivitas usahatani adalah
hasil perbandingan antara jumlah produksi hasil usahatani yang diperoleh dengan luas
lahan yang diusahakan, biasanya dinyatakan dalam ton/hektar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk :1) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi padi sawah pada kawasan pesisir di Kota Bengkulu,
2) Menganalisis produktivitas padi sawah pada kawasan pesisir di Kota Bengkulu, 3)
Menganalisis pendapatan padi sawah pada kawasan pesisir di Kota Bengkulu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
usahatani padi sawah pesisir Secara bersama-sama luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk,
jumlah pestisida dan jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah
pesisir. Secara parsial luas lahan, jumlah pupuk ureadan teknologi berpengaruh nyata
terhadap produksi padi sawahpada kawasan pesisir dengan lahan tipe luapan D. Hasil
produktivitas usahatani padi sawah pesisir rata-rata adalah sebesar 5,07 Ton/Ha. Hasil
analisis pendapatan usahatani padi sawah pesisir sebesar Rp.10.737.715/Ut atau
Rp.15.818.032/Ha dalam satu kali musim tanam.
Kata Kunci: usahatani padi, pesisir, produksi, produktivitas, pendapatan
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI