PANDANGAN TEOLOGIS JAMAAH TABLIGH DALAM MERESPONS PANDEMI COVID-19
2020
Pandemi Global Covid-19 telah menjadi tantangan bagi setiap kelompok
keagamaan, terutama bagaimana konstruksi teologis dalam merespon realitas
sains. Paper ini bertujuan mengungkap pandangan teologis Jamaah Tabligh
terhadap Covid-19 sebagai realitas saintifik serta meneropong pandangan
teologis tersebut dari perspektif interdisiplin. Paper ini dihasilkan dari sebuah
penelitian kualitatif dengan metode utama interview, observasi, dan
dokumentasi yang ditopang dengan studi literatur. Pengambilan data terutama
dilakukan terhadap para tokoh Jamaah Tabligh di tiga kota pada tiga propinsi
di Indonesia: D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Kajian ini menghasilkan beberapa temuan, yaitu: (1) corak teologis
Jamaah Tabligh adalah gerakan Islam dakwah non-Islamisme sehingga tidak
memiliki orientasi politik praktis dan tidak mengarah pada radikalisme, sikap
Jamaah tabligh terhadap kebijakan pemerintah di masa pandemi bukan
cerminan Islamisme maupun radikalisme (2) Jamaah Tabligh memiliki
apresiasi tinggi terhadap sains namun tidak menjadikan sains sebagai sarana
utama dalam dakwah. Sikap Jamaah Tabligh perhadap Covid-19 tidak banyak
ditopang olah kesadaran saintifik (3) melalui perspektif interdisiplin dapat
diketahui bahwa corak tafsir Jamaah Tabligh cenderung skriptural namun
implementasinya bersifat adabiy ijtima’iy, sehingga tidak mementingkan
dimensi tahlily (analitis-kritis). Secara psikologis Jamaah tabligh termasuk
kelompok keagamaan yang berkarakter psikologi nabi, healthy minded meski
sedikit menampilkan ekspresi sick soul, dan memiliki kematangan beragama;
secara sosiologis Jamaah Tabligh merupakan kelompok yang berpola
paguyuban, bukan patembayan sehingga tidak menerapkan manajemen yang
rigid dalam mengelola keanggotaan dan gerakannya. Cara ini membuat
Jamaah Tabligh memiliki posisi yang unik dibanding gerakan keagamaan
lainnya. Adapun pada ranah budaya, Jamaah Tabligh telah berhasil membangun
satu komunitas besar internasional yang memiliki ciri, gaya hidup, konstruksi
bahasa, dan praktik yang sama. Jamaah Tabligh merespon Covid-19 dengan
kebijakan kombinatif antara ketaatan pada pemerintah, prioritas keilmuan dan
metode dakwah, serta realitas sosial di masyarakat oby
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI