PEMlKIRAN MUHAMMAD SAID AL-ASYMAWI TENTANG TITIK TEMU AGAMA-AGAMA SEMITIK.

2007 
Islam merupakan agama yang diturunkan Allah kepada umat manusia di alam semesta ini. Melalui jasa Rasulullah Saw agama Islam bisa tersebar di muka bumi ini. Tetapi sebelum kehadiran Rasulullah Saw, sudah diutus beberapa nabi yang mengajarkan risalah Allah ke muka bumi ini. Di antara mereka adalah nabi Isa dan nabi Musa. Nabi Musa lahir ke dunia untuk membawa risalah Yahudi sementara nabi Isa mengusung risafah Nasyrani. Walaupun secara eksoteris antara ketiga agama ini terdapat perbedaan signifikan, akan tetapi kalau ditelaah dimensi esoterisnya temyata banyak sekali ditemukan sisi-sisi persamaan dan pertemuan. Karena memang ketiga agama ini masih saudara kandung, yakni sama-sama berasal dari Allah. Titik temu ketiga agama ini menjadi concern salah seorang inteleklual Islam modem asal Mesir yakni Muhammad Said al-Asymawi. Dia menggagas pertemuan antara ketiga agama ini. Karenanya di sini penulis tertarik untuk mengkaji pemlklrannya tem.ang tftik temu ketiga agama semitik ini. Formulasi pokok masalah dalam penelitian ini adalah pandangan Said al Asymawi terhadap agama Islam, Kristen dan Yahudi. Selain itu juga di telaah bagaimana pandangannya dalam menguak titik persinggungan antara ketiga agama semitik ini. Penelitian ini adalah penelitian pustaka, yakni menggunakan data-dara tertulis. Sementara itu sifat penelitian ini adalah deskriptif analitif, yaitu analisis dilakukan setelah deskripsi terhadap persoalan selesai di implementasikan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode interpretasi. Jadi dari hampatan datadata tentang pandangan al-Asyrnawi tentang agama-agama semitik tersebut, akan dianalisis secara interpretatif bagaimana titik temu antara ketiga agama tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pada hakikatnya, di mata al Asymawi, agama Yahudi membawa misi pembebasan bagi umat manusia. Agama Yahudi menurut al-Asymawi adalah agama yang mengajarkan etika kepada pemeluknya. Karena agama tersebut berdasarkan dua ajaran inti, yakni keharusan untuk mempercayai Tuhan Yang Maha Esa dan kewajiban berbuat baik. Di sisi lain, agama Kristen adalah agama yang mengajarkan pemeluknya untuk berlaku kasih sayang kepada setiapmakhluk. Bagi al-Asymawi, ajaran sejati Yesus adalah untuk membebaskan manusia -jasad dan rob- dari segala jenis perbudakan, menyatukannya dengan alam dan menjadikan setiap orang memiliki eksestensinya sendiri-sendiri, dengan jalan kehidupan yang dipilihnya sendiri juga. Untuk agama Islam, di mata al-Asyrnawi ajarannya tidak jauh berbeda dengan dua agama pendahulunya. Saripati Islam baginya dapat diperas pada dua hal: tauhid dan berbuat baik. Karena dua hal ini mempakan substansi yang mendasari semua sendi dan rancang bangun Islam itu sendiri. Singkat kalimat, ketiga agama tersebut memiliki titik temu pada wilayah esoteris, yakni teologis dan etika. Pada wilayah teologis, ketiganya mempercayai adanya tuhan, sedangkan pada aspek etika, ketiganya bertemu pada kewajiban manusia untuk berbuat baik kepada diri sendiri ataupun orang lain.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []