INTERPRETASI KARAKTERISTIK KOMPONEN SISTEM PANAS BUMI "PADALIANG" BERDASARKAN STUDI MAGNETOTELLURIK

Data magnetotelurik (MT) dan data time-domain electromagnetic (TDEM) yang diakusisi dari lapangan panas bumi Padaliang diolah untuk mengetahui model resistivitas sistem panas bumi Padaliang. Interpretasi terhadap model resistivitas yang dikombinasikan dengan informasi geologi permukaan dilakukan untuk mengetahui konfigurasi komponen sistem panas bumi Padaliang. Data MT Padaliang diproses untuk mengurangi noise, membuat kurva menjadi lebih smooth dan mengubah domain data dari bentuk waktu menjadi frekuensi. Pergeseran statik kurva MT yang terjadi didekat permukaan dikoreksi dengan menggunakan data TDEM, kurva hasil koreksi statik ini selanjutnya digunakan untuk membuat model MT 1-D. Pemodelan MT 1-D menghasilkan model resistivitas pada suatu titik pengukuran. Model dari beberapa titik ini kemudian dikombinasikan untuk membuat peta resistivitas, penampang resistivitas dan visualisasi 3D. Model resistivitas sistem panas bumi Padaliang terdiri dari 4 zona yaitu zona resistif permukaan, zona konduktif (batuan penudung), zona resistif dalam (reservoar) dan zona sangat resistif (sumber panas terduga). Tatanan komponen panas bumi ini menunjukan bentuk kubah. Puncak kubah berasosiasi dengan manifestasi panas bumi fumarol dan mata air panas di Lembah Lwa. yang mengindikasikan pergerakan ke atas (upflow) fluida hidrotermal. Area menarik lapangan panas bumi Padaliang meliputi lereng selatan G. Rgt. hingga sisi timur Lembah Lwa. dengan luas sekitar 40 km2. Zona reservoar yang memiliki temperatur tinggi dan permeabilitas baik terletak di atas zona upflow yang diproyeksi di atas permukaan berada di Lembah Lwa. Magnetotelluric (MT) and time-domain electromagnetic (TDEM) data acquired from Padaliang geothermal area were processed to determine the resistivity model of the geothermal system. Configuration of geothermal system component was interpreted from the integration of resistivity model and surface geological information. MT data processing was conducted to reduce noise recorded during data acquisition, adjust MT curve to become smooth and transform the time-series data into frequency-domain data. Static shift that occurs to some MT curves was corrected by TDEM data. The corrected MT curves were used to create 1-D resistivity model from each MT stations. Models of some stations were combined to create resistivity map at any elevation, cross-section and 3D visualization. Resistivity models of Padaliang geothermal area reveals four anomalous zones, namely; surface resistive zone, conductive zone (clay cap), deep resistive zones (reservoir) and highly resistive zone (inferred heat source). The resistivity pattern shows an updoming feature. At the surface, the peak of the dome is associated with fumaroles and hot springs in Lwa. Valley indicating the upflow zones of the hydrothermal system. The promising area of Padaliang geothermal prospect extends from the southern flank of Mt. Rgt. to the east side of the Lwa. Valley covering an area of about 40 km2. The area of Lwa. Valley associated with the upflow zone was expected as the high temperature and high permeability reservoir zone.