HASIL PEMERIKSAAN SERUM GLUTAMIK OKSALOASETIK TRANSAMINASE (SGOT) DAN SERUM GLUTAMIK PYRUVIK TRANSAMINASE (SGPT) PADA PASIEN DENGAN HASIL HBsAg POSITIF DI RSUD PRAYA

2019 
Penyakit hepatitis B merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia dan jenis yang paling serius dari virus hepatitis, yang mengenai dua kali lipat lebih banyak dibandingkan hepatitis C. Penyakit hepatitis B sebagian besar akan sembuh dengan baik dan hanya sekitar 5-10 persen yang akan menjadi kronik. Bila hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita hepatitis B kronik ini akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Namun hanya sebagian kecil saja penderita Hepatitis B yang berkembang menjadi kanker hati. Cara mendeteksi adanya penyakit hepatitis, perlu dilakukan serangkaian  tes fungsi hati yang sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu: Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati, antara lain SGOT dan SGPT. Indikator paling awal untuk mendiagnosa infeksi virus hepatitis B adalah antigen permukaan hepatitis  B/HBsAg. Penanda serum ini dapat muncul paling cepat dua minggu setelah individu terinfeksi, dan akan tetap ada selama fase akut infeksi. Jika penanda serum ini tetap ada setelah 6 bulan, maka klien dapat menderita hepatitis kronis dan menjadi carrier . Vaksin hepatitis B tidak akan menyebabkan HBsAg positif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Gambaran Hasil Pemeriksaan  SGOT dan SGPT pada Pasien dengan Hasil HBsAg Positif  di Rumah Sakit Umum Daerah Praya diperoleh jumlah hasil pemeriksaan SGOT yang meningkat dengan hasil HBsAg positif adalah  72.8%, sedangkan hasil SGPT meningkat dengan hasil HBsAg positif adalah  64%.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []