PENGGUNAAN JUMLAH PERALATAN PEMANENAN KAYU YANG EFISIEN GUNA PENCAPAIAN RENCANA PRODUKSI KAYU DI SATU PERUSAHAAN HUTAN PRODUKSI ALAM, KALIMANTAN UTARA

2017 
Timber harvesting activities cannot be separated from the use of the equipment either mechanical and semi-mechanical. As long, the use of timber harvesting equipment is still less efficient in terms of quantity. Too much equipment means dissipation, but less equipment may decrease the achievement of timber production target. This study aimed to determine the optimal number of harvesting equipment in a natural production forest in order to achieve timber production target. The research was conducted in November 2015 in PT INHUTANI II, North Borneo. Primary data including equipment productivity, ownership cost, operation cost, the number of tools, production duration, and production target were collected. The data were tabulated and averaged. The results showed that there was an excess in the equipment used in skidding and haulling  which facilitated a faster work duration that were 42 and 44 months, respectively, whereas in loading and unloading activities showed the lack of two units tools which caused 15 months slower work duration; 2). The production cost in the skidding and haulling activities showed a high difference that is IDR 391,067.6/m 3 and 592,316.8/m 3 each. Kegiatan pemanenan kayu tidak terlepas dari penggunaan peralatan baik semi mekanis maupun mekanis. Penggunaan alat pemanenan kayu selama ini masih kurang efisien dari segi kuantitas. Jumlah alat yang banyak merupakan pemborosan dan jumlah yang sedikit memperlambat pencapaian rencana produksi kayu. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui  jumlah alat pemanenan kayu yang tepat pada satu pengusahaan hutan produksi alam sehingga rencana produksi kayu dapat tercapai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Nopember 2015 di PT Inhutani II, Kalimantan Utara. Metode penelitian adalah mengumpulkan data primer berupa produktivitas alat, biaya pemilikan dan operasi alat, jumlah alat dan lama waktu produksi, rencana produksi. Data ditabulasikan dan dihitung rata-ratanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Jumlah penggunaan peralatan pemanenan kayu di perusahaan ini pada penyaradan dan pengangkutan kayu menghasilkan selisih kelebihan alat sebanyak 8 unit dan pada muat bongkar menghasilkan selisih kekurangan alat sebanyak 2 unit.; 2). Jumlah alat penyaradan dan pengangkutan yang menghasilkan selisih lebih 8 unit dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat yaitu masing-masing 42 dan 44 bulan; 3). Pada kegiatan muat bongkar menghasilkan selisih kekurangan alat 2 unit dapat menyelesaikan pekerjaan menjadi lama yaitu 15 bulan; dan 4). Biaya produksi pada penyaradan dan pengangkutan menghasilkan selisih  tinggi masing-masing yaitu Rp 391.067,6/m 3 dan 592.316,8/m 3 .
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []