STATUS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DI PULAU-PULAU KECIL KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS DI PULAU BARRANG LOMPO DAN PULAU BARRANG CADDI)

2013 
Potensi ekosistem terumbu karang dan ancaman pembangunan dari aktivitas daratan yang ada di Pulau-Pulau Kecil Makassar membutuhkan pengelolaan secara terpadu dengan prinsip”pembangunan berkelanjutan”. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji atribut yang dapat mencerminkan status keberlanjutan pengelolaan terumbu karang. Metode pengukuran terumbu karang menggunakan transek garis segmen atau Point Intercept Transect (PIT). Analisis status keberlanjutan pengelolaan terumbu karang dilakukan dengan pendekatan Rap-Insus-COREMAG. Keragaman spesies karang keras (scleractinia) di Pulau Barrang Lompodan Pulau Barrang Caddi menunjukkan tingkat keragaman spesies yang tinggi dengan nilai indeks masing-masing H’ = 4,457 dan H’ = 4,377. Jumlah jenis sebanyak 143 dan 120 spesies karang tanpa ada yang dominan dalam komunitas tersebut. Indikator kestabilan komunitas terumbu karang menunjukkan komunitas dalam kondisi stabil. Dari hasil analisis multidimensi diperoleh dimensi kelembagaan dan teknologi merupakan dimensi yang paling rendah status keberlanjutannya. Atribut-atribut yang paling sensitif yaitu tingkat eksploitasi sumber daya ikan, suhu, selektivitas alat tangkap, jenis alat tangkap, waktu yang digunakan untuk pemanfaatan terumbu karang, tingkat kepadatan penduduk, tingkat kepatuhan masyarakat, keberadaan lembaga keuangan mikro dan ketersediaan lembaga sosial. Atribut-atribut tersebut perlu diakomodasikan dalam pengelolaan terumbu karang di lokasi studi
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    13
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []