DAMPAK KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK PADA PERIKANAN BUDIDAYA TAMBAK SEMI INTENSIF DAN INTENSIF: STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG, JAWA BARAT

2017 
Analisis kenaikan harga BBM khususnya solar sebesar 23% memberi dampak yang berarti bagi usaha perikanan budidaya berskala intensif dan semi-intensif. Kenaikan harga BBM akan berimplikasi terhadap biaya produksi secara langsung. Penelitian ini ditujukan untuk melihat keragaan usaha budidaya sebagai akibat dari kenaikan harga BBM. Lokasi Karawang dipilih karena merupakan salah satu kabupaten yang memiliki banyak aktivitas budidaya di tambak. Metode penelitian menggunakan metode studi kasus dan analisis dilakukan dengan menggunakan analisis usaha.Hasil penelitian menunjukkan terjadinya kenaikan biaya operasional akibat kenaikan BBM. Kenaikan terbesar terjadi untuk penggunaan energi yang naik sebesar 40% karena sumber energi utama berasal dari generator yang menggunakan BBM didalam operasionalisasinya. Secara keseluruhan biaya naik sebesar 15,95% untuk budidaya semi-intensif dan naik sebesar 16,40% untuk budidaya intensif. Pada sisi penerimaan juga mengalami peningkatan yang signifikan khususnya pada budidaya intensif yaitu 14.61%. Hal ini dikarenakan komoditas udang yang diusahakan dalam budidaya intensif mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Sementara penerimaan pada budidaya semi intensif mengalami kenaikan tipis sebesar 1.7%. Kebijakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah terkait dengan hal ini adalah penyediaan kebutuhan listrik yang memadai untuk mengurangi penggunaan BBM pada budidaya secara intensif. Hal ini diyakini dapat menekan biaya operasional sampai dengan 22%. Selain itu penyediaan pakan yang terjangkau perlu didukung oleh kebijakan terkait baik melalui pengembangan pakan alternatif mupun subsidi pakan yang sudah ada.  Abstract The increasing of fuel prices especially diesel by 23% has given a great impact in aquaculture business both for intensive and semi-intensive scale. It will imply directly on the production cost. This study aimed to look at the business performance change as a result of the fuel prices change. Study has been conducted in Karawang due to the number of aquaculture active on this district. The case study method was performed on this research. Financial analysis is used in order to explain the impact of fuel price to the aquaculture business. The result show the increasing of operating costs due to the fuel change. The largest increasing occurred in energy cost that rose by 40%. It was happened because of the use of generator for electricity supply that need fuel in its operation. Overall costs increased by 15.95% for semi-intensive and 16.40% for intensive scale. On the revenue side is also increased by 14.61% in intensive scale and 1,7% in semi-intensive scale. Intensive scale gain a high revenue because of the high shrimp price increasing in the same time. One of the policy needed to responds this issue is reducing the use of fuel in aquaculture by providing adequate electricity supply that estimate could reduce operating costs up to 22%. Other policy could be taken is providing a low price of fish feed. It could be reach by developing alternative fish feed and giving subsidiy for existing commercial fish feed.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []