Laporan Teknis 2017: Teknik Nuklir untuk Peningkatan Kesehatan dan Reproduksi Ternak
2018
Aplikasi teknologi nuklir dengan pemanfaatan radiasi sinar gamma diterapkan pada pembuatan vaksin iradiasi untuk pencegahan penyakit radang ambing (mastitis) dan penyakit keluron menular (brucellosis) pada ternak, serta teknik pelabelan isotop untuk radioimmunoassay (RIA) sebagai diagnosa kebuntingan dini pada temak ruminansia. Sinar gamma digunakan untuk melemahkan bakteri penyebab penyakit temak Mastitis subklinis dan Brucellosis untuk memperoleh strain dengan tingkat patogenesitas yang sangat berkurang, namun tetap mampu merangsang timbulnya kekebalan pada tubuh temak terhadap penyakit. Pada uj i lapang terbatas vaksin radiasi mastitis, hewan divaksinasi dengan bakteri Streptococcus agalactiae Group B iradiasi pada dosis LD50 dan kemudian dibooster 3 kali. Hasil pemeriksaan gambaran darah merah sapi pada uji lapang terbatas menunjukkan tidak terjadi anemia, karena masih dalam kisaran normal : Set darah merah : 5-10 X 106 sel/µl ; haemoglobin : 8-15 %; hematokrit 24-46 %. Hasil pemeriksaan total leukosit sapi perlakuan mengalami peningkatan signifikan dan berbeda nyata dengan sapi kontrol secara berturut-turut pada postvaksinasi I, II, dan III. Adanya peningkatan jumlah leukosit menunjukan bahwa vaksin iradiasi S. agalactiae bersifat imunogenik sehingga berhasil meningkatkan respon pertahanan seluler maupun humeral. Pada kegiatan penelitian vaksin iradiasi Brucellosis, pengujian histopatologi menunjukkan bahwa B. abortus mampu memberikan perlindungan pada ba.tas tertentu pada hewan model mencit. Pada kelompok tantang dengan perlakuan infeksi B. abortus terlihat organ limpa lebih aktif dibandingkan dengan kontrol. Kelompok vaksin dan tantang menunjukkan
60% hewan organ limpanya aktif. Pada penelitian ini, pemberian vaksin tantang memberikan perlindungan sekitar 40% pada hewan model mencit sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan kadar perlindungan melalui serangkaian uji in vivo. Isolat PSPB, memiliki berat molekul 63-65 KDa dimanfaatkan untuk produksi antibodi menggunakan kelinci New Zealand White sebagai hewan model. Serum darah kelinci sampai dengan booster pertama dilakukan penentuan titer dengan hasil reaksi aglutinasi pada pengenceran 1: 8, sehingga diketahui titer antibodi tersebut sebesar 8 HA unit. Hal ini menunjukkan terdapatnya peningkatan antibodi basil stimulasi imunisasi utama dan booster, sehingga pada booster selanjutnya diperkirakan terjadi peningkatan titer antibodi yang lebih tinggi.
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI