Kajian Aset Nirwujud dalam Manajemen Sistem Irigasi

2012 
The research aimed at studying on intangible assets at irrigation system management. The research method consisted oftwo stages. The first stage was data collecting which was done by questionnaire and interview on management of Water Use Associations (WUA) in Mejing irrigation system in Bantul, Sapon irrigation system in Kulon Progo, Yogyakarta, and Molek irrigation system in Malang, East Java. The second stage was data analysis which was done using ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System).The research result indicated that knowledge management falls into four main components: (i) learning organization, (ii) principle of organization, (iii) policy and strategy of organization, and (iv) information and communication technology which are integrated for controlling intangible assets in irrigation system. Intangible assets consisted of human capital, structural capital, and relation capital which are integrated for controlling performance of irrigation system. Knowledge management in Mejing and Sapon irrigation systems were in moderate-good condition (3.81 in1-5 scale) and in Molek irrigation system was poor (2.37). Intangible assets in Mejing, Sapon, and Molek irrigation systems were in moderate-good condition (3.61). Effectiveness of performance in Sapon, Mejing, and Molek irrigation systems were very good (0.89-0.95) and were very potential to develop. Each irrigation system had different priorities ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi ditinjau dari manajemenpengetahuan. Metode penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner dan wawancara dengan pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Daerah Irigasi (DI) Mejing di kabupaten Bantul, dan DI Sapon di kabupaten Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DI Molek di kabupaten Malang, Jawa Timur. Tahap kedua adalah analisa data yang dilakukan dengan ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System).Penelitian menghasilkan bahwa manajemen pengetahuan yang terdiri dari organisasi pembelajar, prinsip organisasi, kebijakan dan strategi organisasi, teknologi informasi dan komunikasi secara terpadu mempengaruhi aset nirwujud sistem irigasi. Aset nirwujud yang terdiri dari modal manusia, modal struktural dan modal hubungan secara terpadu mempengaruhi efektivitas sistem irigasi. Manajemen pengetahuan dalam sistem irigasi Mejing dan Sapon tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,81 dalam skala 1-5) sedangkan dalam sistem irigasi Molek kondisinya jelek (2,37). Aset nirwujud dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,61). Kinerja sistem irigasi yang ditunjukkan dengan nilai efektivitas dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek sudah sangat baik (0,89-0,95) namun masih berpotensi untuk ditingkatkan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda dalam upaya peningkatan aset nirwujudnya. Dalam upaya peningkatan modal manusia sistem irigasi Molek, organisasi pembelajar merupakan prioritas pertama. Dalam upaya peningkatan modal struktural dan modal hubungan, kebijakan dan strategi organisasi mendapat prioritas pertama. Dalam sistem irigasi Sapon, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal manusia, modal struktural dan modal hubungan. Dalam sistem irigasi Mejing, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal hubungan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda pula dalam upaya peningkatan kinerja sistem irigasi. Dalam upaya peningkatan efektivitas sistem irigasi Mejing dan Molek, modal hubungan merupakan prioritas pertama, sedangkan dalam sistem irigasi Sapon, modal struktural merupakan prioritas yang pertama.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []