Sapaan di lingkungan Pondok Pesantren :: Studi kasus pada Pondok Pesantren di Kabupaten Jember
2006
Tesis ini merupakan penelitian sapaan di lingkungan pesantren di Kabupaten Jember. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasi dan mendeskripsikan bentuk-bentuk sapaan dan penggunaannya di lingkungan pesantren, yaitu pada lingkungan santri, guru dan pada lingkungan pengasuh pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
Metode yang digunakan dibagi dalam tiga tahap. Tiga tahap tersebut, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data dan tahap pemaparan hasil analisis data. Dalam tahap penyediaan data, digunakan metode observasi, wawancara dan perekaman. Dalam tahap analisis data digunakan dua model analisis, yaitu analisis secara linguistik yang berkaitan dengan bentuk dan model analisis sosiolinguistik yang berkaitan dengan faktor nonlinguistik (sosial-situasional). Dalam tahap pemaparan hasil analisis data digunakan metode formal dan informal.
Hasil klasifikasi sapaan menunjukkan bahwa berdasarkan bentuknya, sapaan di lingkungan pesantren ada yang berbentuk utuh dan ada yang tidak utuh. Berdasarkan satuan lingual yang digunakan, ada sapaan yang berbentuk kata dan ada yang berbentuk frasa. Berdasarkan distribusi sintaksisnya, ada sapaan yang berposisi di depan, di tengah dan di akhir klausa. Berdasarkan asal bahasa yang digunakan, ada sapaan yang berasal dari bahasa Jawa, Indonesia, Madura, Arab dan campuran. Berdasarkan penggunaannya, semakin tinggi tingkatan lingkungan sosial yang disapa semakin sedikit kategori sapaan yang digunakan.
Faktor-faktor sosial yang berpengaruh di lingkungan santri yaitu faktor situasi, tujuan, bahasa, status, usia, keakraban, jenis kelamin dan etnis. Di lingkungan guru yaitu faktor situasi, tujuan, bahasa, status, usia, keakraban, jenis kelamin, dan etnis. Di lingkungan pengasuh yaitu faktor situasi, tujuan, bahasa, status, usia, dan jenis kelamin.
Kekhasan sapaan di pesantren terdapat pada lingkungan santri. Di lingkungan santri putri ada sapaan bentuk utuh mbak guru, tetapi di lingkungan santri putra tidak ada sapaan kang guru
This thesis is a research of address in pondok pesantren invironment. The aims of this research is to classification and description of the forms and the use of address on pondok pesantren invironment. That are on santri invironment, teachers and kyai invironment. The research used qualitatif approach.
The method is devided into three steps. There ara preparing data, analyzing data and explaining the result of analizing data. On preparing data, was used observation method, interview, and recording. On analyzing data, was used two types of analyzing, that are linguistics analyzing involved form and sociolinguistics analyzing involved nonlinguistics faktors. On explaining the result of analyzing data was used formal and informal method.
The result of address classification indicates that according the form. Address on pondok pesantren, there are perfect and unperfect forms. Based on lingual forms that is used, there is address formed word and phrase. According on syntax distribution, there are placed in the front, in the midle, and in the end of clause. According source language that is used, there are from Javanese, Indonesian, Madurese, Arabic, and mixture language. More high social level is addressed more litle address categories that are used.
Social factors influented on santri invironment are situation, aim, language, status, age, closeness, gender and etnic faktors. On teacher invironment are situation, aims, language, level, age, closeness, gender and etnic. On kyai invironment are situation, aim, language, level, age and gender faktors.
Specific address on pondok pesantren on santri invironment. On female santri invironment there is perfect address mbak guru but on the male santri invironment there is not address kang guru
Keywords:
- Correction
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI