Penggunaan Temephos di Rumah Tangga dan Pengaruhnya terhadap Kepadatan Jentik Aedes sp di Kelurahan Balaroa, Kota Palu

2019 
Abstract Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) have increased from year to year which has become a health problem in Indonesia. DHF vector control using chemicals, especially temephos, is still popular in the community compared to other controls and has received attention from most program managers because it is still effective in killing larvae of Aedes sp. The purpose of this study was to explore the use of temephos in the household and its relationship with the larva density of larvae of Aedes sp in the Balaroa village of Palu City with a cross sectional design Data collection was done by larva survey and interview using a structured questionnaire. The results of a study of 200 homes surveyed showed that households that used temephos were very few (19.5%), 97.4% of them used temephos correctly. Households that use temephos correctly, 65.8% of larvae densities are low, while 34.2% are still found to be high with the most use by housewives. Households in Balaroa Village use very little money to control dengue mosquitoes. It is necessary to increase the use of abate in the household through the dissemination of information about functions, and the practice of using temephos to the community, especially to housewives and improve the distribution system of temephos through posyandu activities or other activities. Abstrak Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat dari tahun ke tahun sehingga menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pengendalian vektor DBD menggunakan bahan kimia terutama temephos masih popular di masyarakat dibanding dengan pengendalian lain dan mendapat perhatian oleh sebagian besar pengelolah program karena masih efektif membunuh jentik Aedes sp. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplor penggunaan temephos di rumah tangga dan hubungannya dengan kepadatan jentik Aedes spdi kelurahan Balaroa Kota Palu dengan desain cross sectional Pengumpulan data dilakukan dengan survei jentik dan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitian dari 200 rumah yang disurvei menunjukkan bahwa rumah tangga yang menggunakan temephos sangat sedikit (19,5%), 97,4% diantaranya menggunakan temephos dengan benar. Rumah tangga yang menggunakan temephos dengan benar, 65,8% angka kepadatan jentiknya rendah, sedangkan  34,2% masih ditemukan tinggi dengan penggunaan paling banyak oleh ibu rumah tangga. Rumah tangga di Kelurahan Balaroa sangat sedikit menggunakan temepos untuk mengendalikan nyamuk DBD. Perlu peningkatan penggunaan abate di rumah tangga melalui penyebarluasan informasi mengenai fungsi, dan praktik penggunaan temephos kepada masyarakat terutama pada ibu rumah tangga dan memperbaiki system distribusi temephos melalui kegiatan posyandu ataupun kegiatan lainnya.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    2
    Citations
    NaN
    KQI
    []