RETENSI PERAWAT INDONESIA YANG BEKERJA DI JEPANG DALAM KERANGKA INDONESIA � JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT ( IJEPA)

Latar Belakang: Adanya perbedaan perlakuan, terutama dalam hal gaji maupun rincian pekerjaan antara perawat Indonesia di Jepang dalam kerangka Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement ( IJEPA) , baik bagi yang belum terregistrasi sebagai registered nurse maupun yang sudah ( kangoshi ) . Perbedaan ini ditengarai sebagai penyebab tidak terpenuhinya kontrak kerja selama 3 tahun. Hal ini berarti bahwa retensi para perawat itu dalam bekerja di Jepang rendah. Hal ini tidak hanya mendatangkan kerugian bagi para perawat itu sendiri, bagi rumah sakit ( RS ) tempat mereka bekerja, tetapi juga bagi Kementerian Kesehatan dan BNP2TKI yang telah mengawal seluruh proses pengiriman perawat tersebut dari awal. Tujuan penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi perawaat Indonesia yang bekerja di Jepang dalam rangka IJEPA Metodologi Penelitian: Penelitian ini memanfaatkan data hasil evaluasi program pengiriman Perawat Indonesia IJEPA dari Pusreng-gun SDM Kesehatan dan BNP2TKI, sebagai data dasar. Wawancara mendalam dilaksanakan pada dua kelompok informan. Kelompok pertama terdiri dari pejabat struktural yang pernah menangani program pengiriman perawat IJEPA. Kelompok kedua ter diri dari para perawat yang pernah bekerja di Jepang dalam rangka IJEPA. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan faktor yang berhubungan dengan retensi perawat Indonesia, yang dibuat berdasarkah hasil wawancara mendalam. Hasil: Dari penelitian ini diperoleh bahwa ujian nasional kangoshi dan kondisi kerja di Jepang merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan durasi kerja para perawat Indonesia, sehingga mereka dapat menyelesaikan waktu kontrak selama periode 3 tahun Kesimpulan: Untuk mempertahankan tingkat retensi perawat Indonesia yang bekerja di Jepang, penting sekali untuk mempersiapkan para perawat tersebut untuk berhasil lulus pada ujian nasional kanghoshi, selain memberikan kondisi dan lingkungan kerja yang baik selama mereka berada di Jepang Background: There is a gap of treatment, especially salary as well as job description, between non registered and registered Indonesian nurses ( kangoshi ) , who worked in Japan in the framework of Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement ( IJEPA) . This gap is further identified as the cause of unfulfilled job contract of 3 years of those Indonesian nurses. It means that the retention of those nurses are low. This problem creates disadvantages, not only to those nurses themselves, to the hospitals where they worked, but also to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia and BNP2TKI who guided all the process from the very beginning. The purpose of the study: This study is conducted to identify factors relating to the retention of Indonesian nurses, who worked in Japan in the framework of IJEPA Research methods: This study used data evaluation of the IJEPA Nurses program from Pusreng-gun SDM Kesehatan and BNP2TKI, as the background data. In-depth interviews were conducted to 2 groups of key informants. The first group consists of structural officials, who once dealt with the program. The second group consists of nurses, who worked through IJEPA. A qualitative analysis was used to identify factors contributing to the retention of Indonesian nurses, based on the in-depth interview results. Results: It is identified that the national examination of nurses and the working condition are influential factors that contribute t o the duration of work of the Indonesian nurses until the end of contract period Conclusion: to keep the retention rate high, it is important to fully prepare the nurses to pass the national exam of nurses, as well as providing good working condition and environment