Perancangan Modul Pelatihan Self-Efficacy pada Perokok Laki-laki Usia 20-25 Tahun (Anggota Klub Otomotif "X" Bandung yang Memiliki Derajat Self-Efficacy Rendah daam Usahanya Berhenti Merokok di Bandung)

2013 
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas rancangan modul pelatihan yang dibuat peneliti apakah dapat digunakan untuk meningkatkan self-efficacy perokok laki-laki usia 20-25 tahun anggota klub otomotif “X” Bandung. Pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah single group evaluation design observe before and after programe. Penelitian dilakukan pada satu kelompok perokok pria dengan pengukuran dan observasi yang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara puposive sampling yakni sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian dengan ukuran sampel 6 orang.Perbedaan skor antara pretest dan posttest akan dianggap sebagai indikasi dari efektivitas pemberian modul pelatihan terhadap subjek penelitian. Untuk mengetahui self- efficacy perokok, digunakan alat ukur dalam bentuk kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori Bandura (1997) dan meminta perokok mengevaluasi derajat keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menghasilkan tingkat performance yang diinginkan, yang meliputi 4 aspek, yaitu : pilihan yang dibuat, daya juang, daya tahan, dan penghayatan perasaannya. Alat ukur self-efficacy ini memilik validitas yang bersifat construct validity, karena kuesioner disusun berdasarkan teori yang melandasinya. Nilai validitas item dalam kuesioner self-efficacy ini berkisar antara 0,316 – 0.803. Pengujian reliabilitas alat ukur ini dengan mengunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Kemudian menentukan reliabilitas alat ukur dengan cara membandingkannya dengan kriteria Guilford (dalam Sitepu, 1995). Nilai reliabilitas item dalam kuesioner self-efficacy ini berkisar antara 0,878 – 0,920. Data mengenai self-efficacy perokok dalam usahanya berhenti merokok yang didapat melalui kuesioner diberikan sebelum dan sesudah pelatihan kemudian dibandingkan dengan menggunakan uji statistik T-Test, setelah terlebih dahulu merubah raw score menjadi weighted score yang berskala interval. Sedangkan evaluasi program dilakukan dengan memberikan kuesioner di akhir setiap sesi pelatihan dan di akhir program pelatihan. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung frekuensi jawaban untuk setiap pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa modul pelatihan ini dapat digunakan untuk meningkatkan self-efficacy perokok pria usia 20-25 tahun anggota klub otomotif “X” Bandung, d alam modul pelatihan self efficacy ini penyampaian materi dengan cara menonton film/ DVD ternyata dapat meningkatkan sumber vicarious experiences p e s e r t a n y a , s e l a i n i t u p enyampaian materi melalui sharing dan diskusi yang disertai dengan pemberian saran, pujian dan kritikan juga mampu meningka t k a n s u m b e r social persuasion. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat diajukan dalam modul pelatihan ini yaitu penyampaian materi melaui games dibuat lebih menarik dan atraktif, selain itu sarana dan prasarana pendukung jalannya pelatihan juga harus disiapkan sebaik mungkin dan kondisi fisik peserta pelatihan lebih diperhatikan
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []