Pemetaan Potensi Kerentanan Gempabumi Pada Kota Bengkulu Menggunakan Data Mikrotremor dan Metode Analytical Hierarchy Process

2021 
ABSTRAK- Kota Bengkulu merupakan daerah yang sangat rawan terhadap ancaman gempabumi. Salah satu upaya mengurangi dampak bencana gempabumi adalah melakukan analisis potensi tersebut berdasarkan data mikrotremor dan metode pembobotan statistik. Penelitian ini bertujuan memetakan dan menganalisis daerah-daerah yang rentan mengalami ancaman bahaya gempabumi. Penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder dan survei lapangan. Data sekunder bersumber dari penelitian-penelitian terkait, sedangkan data survei lapangan berupa data mikrotremor menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR). Alat yang digunakan untuk survei lapangan berupa broadband seismometer PASI Gemini-2 triaxial geophone dengan natural freq . 2 Hz ± 10%, berat 2 kg (s.n.: 12/004). Akusisi data lapangan dilakukan selama 30 menit (360.000 samples ) per titik pengukuran dengan sampling rate 5 ms (200 Hz). Selanjutnya, tumpangsusun hasil pengolahan data sekunder dan lapangan menggunakan metode pembobotan statistik Analytical Hierarchy Process (AHP), sehingga diperoleh peta potensi kerentanan gempabumi di wilayah studi. Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan dalam peta kerentanan gempabumi di daerah Kota Bengkulu dalam penelitian ini, Kecamatan Gading Cempaka, Kecamatan Singaranpati, Kecamatan Selebar, sebagian kecil Kecamatan Ratu Agung, dan Kecamatan Muara Bangkahulu adalah daerah yang mempunyai potensi kegempaan tinggi, sedangkan Kecamatan Selebar adalah daerah yang mempunyai potensi kegempaan rendah. Oleh karena itu untuk daerah berisiko tinggi perlu lebih diwaspadai dan perlu perencanaan pembangunan yang mengacu kepada standar risiko bencana. ABSTRACT − Bengkulu City is an area that is very prone to earthquake threats. One of the method to reduce the impact of an earthquake disaster is to conduct a potential analysis based on microtremor data and statistical weighting methods. This study aims to map and analyze the areas have the vulnerability to experience an earthquake hazard. This study was conducted using secondary data and field surveys. Secondary data comes from related studies, while field survey data is in the form of microtremor data using the Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method. The instrument used for the field survey was a broadband seismometer PASI Gemini-2 triaxial geophone with natural freq. is 2 Hz ± 10%, weight is 2 kg (s.n .: 12/004). Field data acquisition was carried out for 30 minutes (360,000 samples) per observation point with a sampling rate of 5 ms (200 Hz). Furthermore, the overlay of the results of secondary and field data processing uses the statistical weighting method of Analytical Hierarchy Process (AHP), in order to obtain a map of potential the seismic vulnerability in the study area. Based on the results of the analysis shown in the seismic vulnerability map in the Bengkulu City area in this study, Gading Cempaka Sub-district, Singaranpati Sub-district, Selebar Sub-district, a small part of Ratu Agung Sub-district, and Muara Bangkahulu Sub-district were areas that had a high seismic vulnerability, while Selebar Sub-district were areas that had low seismic vulnerability. Therefore, high-risk areas need to be more vigilant and need development planning that refers to disaster risk standards.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []