Respons Anatomi dan Kadar Asam Oksalat Tumbuhan Amorphophallus muelleri Blume Pada Lingkungan yang Berbeda

2021 
Tumbuhan Amorphophallus muelleri Blume tumbuh pada lingkungan yang berbeda. Perbedaan tersebut memberikan respons yang berbeda secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan biokimia. Tumbuhan ini mengasilkan umbi yang memiliki kadar asam oksalat tinggi. Asam oksalat dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi (rasa panas dimulut), dan kristalisasi dalam ginjal (batu ginjal) jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan respons anatomi dan kadar asam oksalat tumbuhan A. muelleri Blume pada lingkungan yang berbeda. Pengambilan sampel tumbuhan menggunakan metode purposive sampling yang dilakukan di tiga lokasi yaitu Desa Kowel Kec. Pamekasan-Madura, Desa Sambikerep Kec. Rejoso-Nganjuk, dan Desa panglungan Kec. Wonosalam-Jombang. Respons anatomi dan kadar asam oksalat dianalisis menggunakan uji statistika deskriptif dan hubungan antara faktor lingkungan dengan anatomi dan kadar asam oksalat menggunakan uji Cannonical Correlation Analysis (CCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor lingkungan meliputi klimaterik dan edafik dengan respons anatomi yaitu kerapatan stomata, ketebalan epidermis, dan ketebalan palisade serta kadar asam oksalat. Desa Kowel memiliki respons anatomi tertinggi yaitu kerapatan stomata sebesar 120,255 m, ketebalan epidermis 41,5 m dan ketebalan palisade 113,5 m, sedangkan Kadar asam oksalat tertinggi ada pada Desa Panglungan yaitu 427,09 ppm. Pada penelitian ini untuk mendapatkan kadar asam oksalat yang rendah maka tumbuhan A. muelleri Blume sebaiknya ditanam pada dataran rendah.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []