MODEL KOMPREHENSIF PENELUSURAN DEBIT PUNCAK DAN PERILAKU ALIRAN PADA PELIMPAH BENDUNG DI KALI DELUANG

2010 
Storm Water Management Model (SWMM) merupakan model yang mampu untuk menganalisa permasalahan kuantitas dan kualitas air yang berkaitan dengan limpasan daerah perkotaan. Program SWMM digunakan dalam penelitian ini untuk di uji keandalannya di DAS Deluang Kabupaten Situbondo. Dalam sistem sungai di DAS Deluang terdapat banyak bangunan hidraulik juga dipengaruhi oleh kondisi hidrologi DAS. Struktur hidraulik mempunyai dampak pada jumlah oksigen telarut dalam aliran pada suatu sistem sungai, walaupun kontak antara air dan struktur bangunan dalam waktu singkat. Penelitian ini bertujuan melakukan prediksi debit banjir pada DAS Deluang dan menyelidiki implikasinya terhadap bangunan hidraulik yang ada pada sistem sungai serta dapat dirumuskan rekomendasi pengendaliannya. Kajian dilakukan dengan mencari karakteristik spasial DAS dengan menggunakan peta GIS sehingga dapat dilakukan analisa kondisi hidrologisnya. Berdasarkan hasil debit puncak, dilakukan penyelidikan kondisi dan perilaku aliran di bangunan bendung yang ada pada DAS Deluang, khususnya tentang kondisi aliran, kondisi loncatan hidraulik, peredaman energi pada kolam olak serta pengaruhnya terhadap perubahan kandungan oksigen terlarut dalam aliran. Untuk tujuan ini digunakan model fisik hidraulik di laboratorium yang memodelkan kondisi lapangan di Dam Dawuan DAS Deluang. Dari hasil pemodelan SWMM yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin kecil orde yang digunakan untuk pembagian sub-DAS, maka model SWMM cenderung memberikan hasil yang baik, mengikuti grafik debit lapangan. Berdasarkan model fisik hidraulik didapatkan hasil bahwa pada kondisi debit rencana, efektivitas peredaman kolam olak datar USBR I 78,83%, USBR II 73,2% dan USBR III 63,68%. Pada kondisi debit maksimum yang lebih besar dari debit rencana, efektivitas peredaman kolam olak datar USBR I 14,81%, USBR II 71,34% dan USBR III 61,16%. Pada kondisi debit rencana, kehilangan energi akibat kolam olak datar USBR I 83,24 cm, USBR II 84,23 cm dan USBR III 71,19 cm. Pada kondisi debit maksimum yang lebih besar dari debit rencana, kehilangan energi akibat kolam olak datar USBR I 18,62 cm, USBR II 90,95 cm dan USBR III 78,26 cm. Pada kondisi debit maksimum, pelimpah dengan kolam olak datar USBR I memberikan kenaikan DO rerata 1,11%, pelimpah dengan kolam olak USBR II memberikan kenaikan DO rerata 2,28%. Dan Pelimpah dengan kolam olak USBR III memberikan kenaikan DO rerata 1,35%.
    • Correction
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []