RESPON PROTOCORM LIKE BODIES ANGGREKEulophia graminea PADA BEBERAPA JENIS DANKONSENTRASI BAHAN ORGANIK KOMPLEKSSECARA IN VITRO

2017 
Eulophia graminae merupakan anggrek saprofit yang tumbuh di sepanjang garis pantai kota Bengkulu. Saat ini E. graminae sudah mulai langka karena habitatnya sering terjadi abrasi dan biji anggrek ini tidak mempunyai endosperm sehingga sulit berkecambah secara alami. Salah satu alternatif dalam pelestarian plasma nutfah tanaman anggrek E. graminea yaitu dengan perbanyakan secara kultur jaringan. Untuk mengatasi mahalnya bahan kimia dalam pembuatan media kultur jaringan, maka digunakan pupuk daun NPK 20-20-20 dikombinasikan dengan bahan organik kompleks pisang, kentang dan air kelapa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan formula media terbaik pada pertumbuhan dan perkembangan Protocorm Like Bodies (PLB) anggrek E. graminea secara in vitro. Untuk mendapatkan jenis dan konsentrasi bahan organik kompleks terbaik pada pertumbuhan dan perkembangan PLB anggrek E. graminea secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai Maret 2016 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan terpisah. Percobaan 1 adalah pengaruh formula media terhadap pertumbuhan dan perkembangan PLB anggrek E. graminae. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)dengan 4 perlakuan jenis media tanam yaitu NPK 20-20-20, Murashige and Skoog, Knudson C dan Vacint and Went. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Percobaan 2 adalah pengaruh beberapa jenis dan konsentrasi bahan organik kompleks terhadap pertumbuhan dan perkembangan PLB anggrek E. graminae. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 12 perlakuan yaitu B1K1 (50 g L -1 Pisang + 2 g L pupuk NPK 2020-20), B1K2 (100 g L -1 Pisang + 2 g L -1 pupuk NPK 20-20-20), B1K3 (150 g L Pisang + 2 g L -1 pupuk NPK 20-20-20), B1K4 (200 g L -1 Pisang + 2 g L -1 pupuk NPK 20-20-20), B2K1 (50 g L -1 Kentang + 2 g L -1 pupuk NPK 20-20-20), B2K2 (100 g L -1 -1 -1 Kentang + 2 g L pupuk NPK 20-20-20), B2K3 (150 g L Kentang + 2 g L -1 -1 Kentang + 2 g L pupuk NPK 20-20-20), B3K1 (50 ml L -1 pupuk NPK 20-20-20), B2K4 (200 g L -1 Air kelapa + 2 g L pupuk NPK 20-20-20), B3K2 (100 ml L -1 Air kelapa + 2 g L -1 -1 pupuk NPK 20-20-20), B3K3 (150 ml L -1 -1 -1 Air kelapa + 2 g L -1 pupuk NPK 20-20-20), B3K4 (200 ml L -1 Air kelapa + 2 g L pupuk NPK 20-20-20). Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 60 satuan percobaan. Data kuantitatif yang memenuhi persyaratan normal aditif linear dilakukan uji F taraf 5 %, jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel 5% dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media NPK 20-20-20 mampu menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan anggrek E. graminea yang sama baiknya dengan media Murashige and Skoog dengan kriteria jumlah Protocorm Like Bodies baru (29,2 Protocorm Like Bodies per botol), jumlah daun (6,6 helai per tanaman), jumlah akar (10,8 akar per botol), tinggi tunas (5,76 cm), panjang akar (2,96 cm)dan diameter batang (0,22 cm). Media NPK 20-20-20 dengan penambahan 100-150 ml L -1 air kelapa memberikan respon yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anggrek E. graminea dengan kriteria jumlah Protocorm Like Bodies (16,4 dan 15,6 Protocorm Like Bodies per botol), jumlah daun (5,8 dan 4,8 helai per tanaman), jumlah akar (20,4 dan 11,4 akar per botol), tinggi tunas (4,16 dan 3,44 cm), bobot segar hasil penelitian (1,10 dan 0,81 g), panjang akar (3,98 dan 2,48 cm), diameter batang (0,24 dan 0,2 cm). -1
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []