Analisis Efektivitas Biaya Antara Symbicort® Turbuhaler®(Budesonide-Formoterol) dan Seretide® Diskus® (Salmeterol-Fluticasone) pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Rawat Jalan
2021
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu dari empat jenis penyakit tidak menular (PTM) terbesar di dunia, membutuhkan pengobatan jangka panjang dan rutin. Pengobatan dengan rute inhalasi salah satunya berbentuk Dry Powder Inhaler (DPI) yang mudah digunakan dan dibawa, serta merupakan perkembangan dari bentuk Metered Dose Inhaler (MDI) yang memiliki kekurangan dimana pasien kesulitan dalam
mengkoordinasi tangan dan paru-paru. Kombinasi Inhaler Corticosteroid (ICS) dan Longacting Beta-2 Agonist (LABA) dalam bentuk DPI yang tersedia di Indonesia adalah
Symbicort® Turbuhaler® (budesonide-formoterol) dan Seretide® Diskus® (salmeterolfluticasone).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cost effective antara Symbicort® Turbuhaler® (budesonide-formoterol) dan Seretide® Diskus® (salmeterol-fluticasone) dari segi fungsi paru dan gejala klinis menggunakan metode CEA (Cost Effectiveness Analysis).
Dihasilkan ACER fungsi paru untuk Symbicort® Turbuhaler® (n: 20)= Rp 296.832/FEV1 (liter), Seretide® Diskus® (n: 18)= Rp 176.465/FEV1 (liter). ACER gejala klinis untuk Symbicort® Turbuhaler® (n: 20)= Rp 17.340/CAT, Seretide® Diskus® (n: 18)= Rp 16.283/CAT. Terapi yang lebih cost effective antara Symbicort® Turbuhaler® (budesonideformoterol) dibanding Seretide® Diskus® (salmeterol-fluticasone) dalam segi gejala klinis dengan kuesioner CAT dan dalam segi fungsi paru dengan pemeriksaan spirometri adalah Seretide® Diskus® (salmeterol-fluticasone).
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI