HUBUNGAN KEPATUHAN TERAPI KELASI DENGAN KADAR FERITIN PADA PENDERITA TALASEMIA MAYOR DI RSUD H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

2020 
Thalasemia adalah sindrom kelainan bawaan yang disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin karena adanya mutasi pada gen globin. Pasien beta thalasemia mayor yang menerima transfusi darah berulang menyebabkan akumulasi besi yang dapat ditentukan dengan pengukuran serum feritin. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar feritin adalah kepatuhan terapi kelasi, yang dapat dinilai menggunakan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Tujuan penelitian ini yaitu menentukan tingkat kepatuhan terapi chelation dan kadar feritin pada pasien thalassemia mayor di Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Lampung. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 40 orang yang menerima transfusi darah dan terapi kelasi. Pengumpulan data diambil dari rekam medik dan nilai kepatuhan terapi dinilai oleh MMAS. Analisis bivariat menggunakan uji Spearman. Sebagian besar pasien berjenis kelamin waktu sebanyak 25 orang (62,5%). Rentang usia terbanyak 5-11 tahun (45,0%). Kadar hemoglobin sebelum transfusi berkisar antara 6 hingga 7,9 mg / l (52,5%). Pasien dengan talasemia mayor paling banyak memiliki berat badan kurang (82,5%). Rata-rata skor MMAS 3,3 ± 1,9, kadar rata-rata 4499,0 ± 3308,5 ng / ml. Ada korelasi yang signifikan antara kepatuhan terapi kelasi dengan kadar feritin sebesar 0,768 yang menunjukkan korelasi positif dan kuat pada pasien thalasemia mayor di Rumah Sakit H. Abdul Moeloek Lampung.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []