HUBUNGAN JUMLAH DAN KUADRAN KEHILANGAN GIGI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULA PASIEN RSGM USU
2018
Kehilangan gigi posterior dapat menyebabkan perubahan sekunder seperti malposisi gigi yang tersisa. Kehilangan gigi posterior di beberapa kuadran akan diikuti dengan hilangnya kontak oklusal yang mengganggu kestabilan lengkung gigi sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan oklusi. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada sendi temporomandibula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi tingkat keparahan gangguan sendi temporomandibula berdasarkan usia dan jenis kelamin serta melihat hubungan antara jumlah dan kuadran kehilangan gigi posterior dengan tingkat keparahan gangguan sendi temporomandibula. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan klinis pada 50 orang pasien RSGM USU yang berumur di atas 17 tahun dengan kehilangan gigi posterior. Data dianalisis dengan uji deskriptif univariat dan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gangguan sendi temporomandibula dengan tingkat keparahan ringan dan sedang paling banyak dialami pada usia 17-25 tahun, dan keparahan berat dialami pada usia 36-45 dan 46-55 tahun. Setiap variasi tingkat keparahan gangguan sendi temporomandibula paling banyak dialami oleh perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara jumlah dan kuadran kehilangan gigi posterior dengan tingkat keparahan gangguan sendi temporomandibula, namun tingkat keparahan berat hanya ditemukan pada kelompok jumlah kehilangan gigi posterior lebih dari sama dengan tiga gigi dan jumlah kuadran kehilangan gigi posterior pada keempat kuadran
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI