Readiness Analysis and Testing of Model On Community Empowerment For Masquito Eradication Based Online Social Media To Reduce Morbidity Dengue Fever In The District Ngaliyan Kota Semarang Tahun 2015

2015 
Vaksin untuk mencegah DBD maupun obat terhadap virus penyebabnya belum tersedia. Salah satunya cara mencegah penularan penyakit ini adalah memutus rantai penularannya (Aedes Aegypti). Nyamuk ini tersebar di rumah, sekolah maupun tempat-tempat umum lainnya. Di Indonesia pada umumnya pengendalian nyamuk penular (vektor) DBD masih mengalami kendala. Kendala utama adalah partisipasimasyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih rendah. Keberhasilan kegiatan PSN dapat diukur dengan meningkatnya angka bebas jentik (ABJ), yang diperoleh dari pemeriksaan jentik secara berkala (PJB). Nilai ABJ minimal sama atau lebih besar dari 95 , ABJ yang kurang 95 berarti virus dengue masih mempunyai peluang menular. Kader kesehatan sangat berperan dalam memberantas demam berdarah dengue, karena memiliki peran melakukan penyuluhan, memotivasi dan melaporkan hasil survei jentik. Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dengan pendekatan cross seksional dengan respondennya adalah kader kesehatan Kecamatan Ngaliyan sebanyak 62 kader kemudian data dianalisis secara deskriptif dan penerapan model. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar kader menggunakan handphone setiap saat ada 38 (55,9%), Sebagian besar kader menggunakan jenis Handphone untuk SMS dan telepon 39 (57,4%), sebagian besar kader menyatakan kendala penyuluhan tentang DBD adalah waktu terbatas 22 (32,4%) dan sulit bertemu warga 27 (39,7%) dan media terbatas 8 (11,8%).
    • Correction
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    3
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []