Analisis filsafat moral Aristoteles terhadap ajaran Sanghyang Siksakandang Karesian

2006 
Objek material penelitian tesis ini adalah naskah Sanghyang Siksakandang Karesian, dengan objek formalnya adalah ajaran moral, dianalisis berdasarkan filsafat moral Aristoteles. Tujuan penelitian ini adalah menginventarisir, mengkritisi, mengaktualisasi dan menginterpretasi nilai-nilai primordial Sunda, sebagai upaya konservasi dan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam kontek universal, dengan isu sentral kebahagiaan sebagai tujuan hidup, dan hidup yang baik sebagai sarana mencapai kebahagiaan. Karakteristik penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan studi kepustakaan, dengan menggunakan metode historis faktual, dan metode analisis hermeneutis. Pengumpulan data melalui eksplorasi dari buku-buku yang berkaitan dengan filsafat moral. Kemudian dituangkan kedalam catatan-catatan kecil yang dihimpun selama kurang lebih lima bulan, selanjutnya diidentifikasi, dan dituangkan kedalam sistematika penulisan yang bersifat refleksif analisis Hasil dari penelitian ini ialah, bahwa tujuan tertinggi moralitas adalah kebahagiaan, dan sarananya adalah hidup yang baik. Tidak ada perbedaan antara antara ajaran Sanghyang Siksakandang Karesian dengan filsafat moral Aristoteles dalam dua aspek di atas. Perbedaan terletak pada landasan moralnya. Ajaran Sanghyang Siksakandang Karesian berdasarkan pada tradisi dan kepercayaan, sedangkan ajaran filsafat moral Aristoteles berdasarkan pada penalaran (rasio), Akibatnya terjadi perbedaan pada pokok-pokok ajarannya. Pokok ajaran Sanghyang Siksakandang Karesian adalah norma-norma tradisi yang harus ditaati (sudah tersedia), sedangkan pokok ajaran filsafat moral Aristoteles adalah normanorma logika melalui ajaran “jalan tengah”. Berani itu baik. Berani itu jalan tengah antara dua ekstrem, nekad dan penakut. Hasil simbiosis mutualistis sebagai upaya konservasi dan revitalisasi dari dua ajaran ini adalah, memperlakukan ajaran Sanghyang Siksakandang Karesian yang bersifat normatif tradisional dikontrol oleh penalaran yang kritis, refleksif, dan argumentatif. The material object of the research is Sanghyang Siksakandang Karesian’s philosophical text and the formal one is moral teaching that is analyzed based on moral philosophy of Aristotle. Targets of this research are to register, criticize, interpret and actualize values of primordial Sundanese in order to conserve and revitalize Sundanese local wisdom in global context, especially relate d with central issues - happiness as target of life, and good life as a way of gaining happiness.. This research is qualitative, using library study, historical factual method and hermeneutic analysis. Data are collected through the exploration of articles and books related to moral philosophy. After collecting data and taking notes for around five months, the data then are identified, and poured into reflective analytical way of writing The result of this research is that the highest target of human life is happiness that is obtained through good way of life. Related to this idea, between Siksakandang Karesian and Aristotele do not have different opinion. However, the difference is still found in the moral concept. Siksakandang’s philosophy is based on faith and tradition, while Aristotle stands his teaching on ratio. As a result, when Siksakandang’s philosophy tends to be forcefully obeyed, Aristotle’ philosophy is logic and uses middle course teaching. He says that Dare is good and the dare is in the middle between two extreme things- risk and coward. Concerning with the efforts of conservation and revitalization of the two philosophical teachings, mutual symbiotic result that is drawn is controlling Siksakandang’s normative traditional teaching with Aristotle’s rationality that is contemplative, critical, reflective, and argumentative.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []