ANOMALI HETERODOKSA DALAM PRAKTIK KOMUNIKASI KELOMPOK MANTONGAN PADA PRODUKSI GARAM RAKYAT DI SURABAYA

2020 
Produksi garam rakyat di Surabaya mengandalkan Mantongan buruh produksi garam asal madura sebagai ujung tombak produksi. Hal tersebut dikarenakan masyarakat asli Surabaya sudah tidak mau bekerja di sektor Agrokompleks (Pertanian, Perikanan dan kelautan, Peternakan). Dalam praktiknya terdapat sebuah relasi sosial antara Mantongan dengan juragannya hingga membentuk struktur sosial. Pierre Bourdieu berpendapat bahwa selalu terdapat Doksa  untuk memperkuat kedudukan dalam struktur sosial. Doksa tersebut akan hilang jika muncul suatu Heterodoksa dalam suatu struktur masyarakat, dengan sayarat struktur tersebut melemah. Dalam relasi komunikasi produksi garam rakyat tersebut perlu dilihat sebuah interaksi dari agen yang didominasi dan mendominasi. Maka dari itu penelitian ini ingin menganalisis bagaimana heterodoksa dan doksa beroperasi dalam habitus relasi komunikasi antara Mantongan dengan Juragannya. Metode penelitian ini adalah Critical Aproach Qualitative dengan informan Mantongan dan Juragannya. Landasan teori yang akan digunakan adalah Paraktik Sosial Pierre Bourdieu dimulai dari bagaimana habitus bisa terbentuk, kemudian penjelasan mengenai heterodoksa dan ortodoksa dan doksa dalam praktik komunikasi kelompok. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berkebalikan dengan konsep Bourdieu tentang Heterodoksa, hanya akan dapat tercapai ketika kondisi struktur sosial melemah. Dalam komunikasi pada arena produksi garam ini, justru mantongan melakukan perlawanan dalam tekanan juragannya. Konsep doksa dan ortodoksa disini tidak berlaku lagi ketika mantongan sudah dalam titik nadir. Hasil tersebut menjadi sebuah anomali dalam sebuah praktik sosial menurut Pierre Bourdieu.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    1
    Citations
    NaN
    KQI
    []