KULTUR KALUS DAUN PECUT KUDA (Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl): PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SECARA BIOAUTOGRAFI

Salah satu jenis tumbuhan di Indonesia yang berkhasiat sebagai antibakteri adalah tumbuhan pecut kuda atau Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl. anggota suku Verbenaceae.Tumbuhan ini banyak terdapat di daerah tropis sampai subtropis dengan banyak variabilitas yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan upaya standarisasi dan peningkatan metabolit sekunder melalui budidaya in vitro dengan teknik kultur jaringan tanaman yakni kultur kalus. Peningkatan kadar sukrosa dalam media dapat mempengaruhi metabolit sekunder yang dihasilkan. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan sukrosa dalam media terhadap pertumbuhan kalus dan aktivitas antibakteri kalus terhadap Eschericia coli secara bioautografi. Daun pecut kuda yang telah disterilkan dengan larutan NaOCl, ditanam pada media Murashige Skoog padat dengan zat pengatur tumbuh 2,4-D 2 ppm. Selanjutnya kalus yang berumur 2 minggu dipisahkan dari eksplan dan disubkultur pada media perlakuan dengan variasi sukrosa 30 g/L, 60 g/L dan 90 g/L. Pemanenan kalus hasil subkultur dilakukan saat umur kalus 3 minggu. Kalus tersebut ditentukan parameter pertumbuhannya berdasarkan peningkatan bobot basah dan bobot kering. Kandungan kimia dan potensi pelestarian dianalisis dengan uji kromatografi lapis tipis (KLT). Sedangkan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri diidentifikasi melalui uji bioautografi. Kalus dengan konsentrasi sukrosa 60 g/L memiliki bobot kering paling tinggi dibanding kalus perlakuan lain. Hasil analisis golongan senyawa kalus secara KLT menunjukkan bahwa kalus memiliki profil kromatogram mirip dengan profil kromatogram tanaman induk. Berdasarkan uji bioautografi, sari kloroform kalus daun pecut kuda dapat menghambat pertumbuhan E. coli (area irradikal) dengan perkiraan senyawa yang bertanggung jawab adalah senyawa golongan terpenoid. -