PENURUNAN COST OF POOR QUALITY DI UD. SEJATI PLYWOOD DENGAN IMPLEMENTASI SIX SIGMA
2015
Peningkatan produktivitas industri plywood selama beberapa tahun terakhir
menjadi prospek yang cerah sehingga produsen harus mampu menyediakan
plywood berkualitas agar dapat bersaing. UD. Sejati Plywood memproduksi
plywood dengan ketebalan 3 mm, 4 mm, 8 mm, 9 mm, 12 mm, 15 mm, dan 18
mm dan dikategorikan menjadi grade A, B dan C. Grade B adalah produk cacat
dengan harga jual yang lebih rendah. Pada bulan Januari 2015, terdapat 4 %
sampai 10 % produk grade B sehingga perusahaan mengalami penurunan profit.
COPQ selama 6 bulan terakhir menunjukkan bahwa perusahaan dibebankan
biaya senilai Rp1367,23 sampai Rp1774,71 per lembar produksi dengan
downgrade sebagai kontribusi terbesar. Downgrade tertinggi dihasilkan oleh
plywood 8 mm putih sehingga dijadikan proyek Six Sigma. Tujuan penelitian ini
adalah menerapkan metodologi Six Sigma DMAIC untuk menurunkan persentase
produk cacat, persentase CTQ dominan dan COPQ serta mengevaluasi nilai
sigma sebelum dan sesudah implementasi.
Six Sigma merupakan metode untuk meningkatkan kualitas dengan langkah
DMAIC yaitu filosofi perbaikan secara terus-menerus dengan target 3,4 cacat
dalam satu juta kemungkinan dan berfokus pada nonconformities. Pada tahap
define, proyek terpilih disusun dalam piagam proyek dan didapatkan 20 CTQ
potensial. Pada tahap measure, didapatkan kinerja saat ini adalah 4,16 sigma
dengan produk cacat sebanyak 7,3 %. CTQ dominan adalah blister (22,5 % dari
semua CTQ). Proses belum berada dalam kendali sepenuhnya dengan DPU
sebesar 7,7 %. Pada tahap analyze, penyebab blister dianalisis dengan causeeffect
diagram. Pada tahap improve, dari PFMEA diduga ada 5 penyebab utama
blister, yaitu waktu pengeringan, komposisi resin, komposisi hardener, waktu
coldpress, dan waktu hotpress yang tidak tepat. Eksperimen Taguchi dan RSM
dilakukan untuk mencari parameter setting optimal dari faktor yang berpengaruh.
Hasil analisis menunjukkan waktu pengeringan dan komposisi hardener
berpengaruh signifikan. Parameter setting optimal didapatkan kemudian
diimplentasikan.
Nilai sigma meningkat menjadi 4,22 sigma, persentase produk cacat berkurang
menjadi 6,2 %. Persentase blister berkurang menjadi 18,9 % setelah
implementasi. Pada tahap control, instruksi kerja, control chart dan checksheet
digunakan untuk mengawasi proses. Proses berada dalam kendali setelah
perbaikan. COPQ menurun sebesar Rp191,53 menjadi Rp1304,67 apabila
dibandingkan dengan COPQ sebelum implementasi pada bulan Januari 2015.
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI