Screening Fitokimia Dan Penetapan Potensi Madu Hutan Sebagai Agen Antibakteri Terhadap Bakteri Propinibacterium Acne dan Staphylococcus Aureus
2021
Madu dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri tertentu melalui beberapa mekanisme salah satunya yaitu dari komposisi kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda berdasarkan sumber pakan nektarnya. Perbedaan tersebut diduga mempengaruhi perbedaan aktivitas madu sebagai antibakteri. Jerawat adalah peradangan yang terjadi pada kulit akibat adanya infeksi bakteri pada kelenjar minyak yang tersumbat. Bakteri yang umum menginfeksi jerawat adalah Staphylococcus aureus dan Propinibacterium acne . Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan fitokimia dan uji aktivitas antibakteri madu hutan asli Bengkulu terhadap bakteri P.acne dan S. Aureus . Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Pertama ditetapkan dulu kandungan fitokimia sampel madu, kemudian dilanjutkan dengan penetapan aktvitas antibakteri madu hutan terhadap bakteri P. acne dan S. aureus, potensi ini dilihat dari besarnya nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Sampel madu hutan memiliki kandungan metabolit sekunder. Madu A mengandung Alkaloid dan Terpenoid, Madu B mengandung terpenoid, Madu C mengandung Alkaloid, Madu D mengandung Flavonoid dan alkaloid, sementara Madu E dan F mengandung flavonoid. Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri sampel madu hutan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan P.acne , namun efek aktibakteri paling baik terhadap bakteri S.aureus, dimana pada konsentrasi terkecil, madu masih memberikan daya hambat pada bakteri S. aureus. Madu hutan mengandung metabolit sekunder dan lebih berpotensi sebagai agen antibakteri terhadap bakteri S. aureus dibandingkan dengan pada bakteri P. acne
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI