Financial Crisis and Its Impacts on Poverty in Indonesia

2003 
Krisis keuangan di Asia Timur menyebar dari Thailand ke Indonesia dan negara-negara lainnya di kawasan Asia Timur melalui pasar uang dan pasar modal di mana mata uang lokal terdepresiasi dengan cepat dan dalam jumlah yang besar. Akibat dari krisis tersebut terhadap kemiskinan sangat cepat karena depresiasi mata uang lokal mengindikasikan kenaikan harga-harga umum secara tiba-tiba, terutama harga makanan yang sebagian besar merupakan produk impor. Inflasi tersebut kemudian dengan serius mempengaruhi rakyat miskin karena mereka tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan pangan. Konsekuensinya, kemiskinan meningkat dan proporsi populasi yang berada di bawah garis kemiskinan meningkat pula. Untungnya, inflasi yng tinggi pada tahun 1998 sebesar 78 persen dapat dikontrol dengan cepat dan inflasi tersebut menurun hingga hanya 2 persen pada tahun 1999 dan kemudian kembali ke “normal” sekitar 10 persen pada periode 2000-2001. Penurunan harga bahan pangan secara otomatis pula menurunkan jumlah rakyat miskin hingga 50 persen. Ini disebut sebagai “transient poverty”. Indonesia pada saat ini masih menghadapi krisis keuangan dan perbankan, namun posisi ekonomi masyarakat, termasuk rakyat miskin, telah kembali ke keadaan normal. Ekonomi rakyat memang membuktikan kemampuannya untuk bertahan di tengah krisis. Namun demikian, sangat disayangkan bahwa media masih terus membesar-besarkan krisis keuangan yang merefleksikan kepentingan sektor swasta agar tidak perlu ditekan untuk mengembalikan utang mereka yang sangat besar jumlahnya. Kata kunci: Krisis moneter, kemiskinan sementara, IDT.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []