Kemenduaan Perubahan Ruang Kawasan Wisata Borobudur

2017 
Kawasan Wisata Borobudur mempunyai nilai sangat tinggi yang dimiliki bangsa Indonesia dan dunia sehingga dianugerahi predikat World Cultural Heritage. Kebijakan pengelolaan kawasan Borobudur dipandang belum mampu secara utuh menata dan mengelola perkembangan kawasan yang meningkat pesat. Pesatnya pertumbuhan kawasan membentuk perubahan-perubahan budaya masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan ruang. Hal tersebut ditunjukkan dengan fenomena terpinggirnya masyarakat oleh desakan arus modal yang menggerus dan menghanyutkan budaya setempat diperkuat dengan perubahan dinamika politik dan pemerintahan pasca tahun 1998. Penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai perubahan ruang yang terbangun di dalam Kawasan Wisata Borobudur. Penelitian ini dilakukan di 14 desa dalam Kawasan Strategis Nasional Borobudur yang mempunyai aktifitas pariwisata yang berkaitan dengan Candi Borobudur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis induktif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yang menekankan pada pemahaman mendalam terhadap munculnya nilai-nilai perubahan ruang pada Kawasan Wisata Borobudur. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai kemenduaan yang terbentuk dalam perubahan kawasan pariwisata Borobudur dengan merujuk pada konsep terbentuknya ruang kesenjangan pada kawasan inti serta ruang keterlibatan dan keterbukaan pada kawasan wisata baru dengan konsep ruang kaya potensi wisata sebagai bingkai utamanya. Borobudur Tourism Area has a very high value owned by the people of Indonesia and the world so that it was awarded the title of World Cultural Heritage. The management policy of Borobudur area is considered not able to fully manage and manage the rapidly growing area. The rapid growth of the region shapes the cultural changes of society in using and utilizing space. This is indicated by the phenomenon of marginalized society by the insistence of capital flows that erode and washed away the local culture reinforced with changes in political dynamics and governance post 1998. This study aims to explore the value of space changes built within the Tourism Area of Borobudur. This research was conducted in 14 villages within the National Strategic Area of Borobudur that have tourism activities related to Borobudur Temple. This research is conducted by using qualitative inductive analysis with phenomenology approach, which emphasizes on a deep understanding the emergence of values of space changes in Borobudur Tourism Area. The research findings indicate that there is an ambiguity value that is formed in the change of tourism area of Borobudur by referring to the concept of gap space in the core area as well as the space of involvement and openness in new tourism area with the concept of space rich tourism potential as its main frame.
    • Correction
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []