Budaya Literasi dalam Perspektif Tanggung Jawab Sosial

2020 
Sepanjang tahun 2019, Indonesia dihadapkan dengan sejumlah aksi massa yang berujung kericuhan. Dalam banyak diskusi di media massa mau pun institusi akademik, peredaran hoax dan fake news di media sosial sering dijadikan sebagai kambing hitam. Presiden Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Anita Wahid menerangkan bahwa pada 2015 rata-rata 10 hoax beredar di Indonesia per bulannya. Jumlah tersebut meningkat menjadi 27 per bulan pada 2016, 59 per bulan pada 2017, dan 96 per bulan pada 2018. Hasil studi di Universitas Negeri Central Connecticut tentang budaya literasi global pada 2016, menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara yang diteliti. Dari penelitian Aisah, Hasra, dan Sumiati, diketahui sebanyak 61 persen dari 184 responden (mahasiswa Indonesia) tidak dapat mengidentifikasi 1 dari 3 fake news yang ditampilkan. Sementara itu, Dr. Quinton Temby berpendapat bahwa aksi massa di Jakarta yang berujung kericuhan pada 21-22 Mei lalu ialah akibat dari disinformasi online . Kericuhan semacam itu merupakan yang pertama kali terjadi di negara demokrasi. Ketergantungan sejumlah rakyat Indonesia terhadap platform media sosial merupakan indikasi penurunan keperayaan publik kepada media mainstream . Temby mengklaim bahwa hal tersebut terjadi karena sebagian besar media mainstream Indonesia terlalu bersimpati kepada pemerintah. Pada penelitian ini, penulis mengkaji fenomena peredaran hoax dan fake news di Indonesia melalui analisis multi-modal. Kami memulai dari analisis latar belakang (studi pustaka) tentang budaya literasi di Indonesia, dilanjutkan dengan analisis framing berita METROTV (yang diduga sebagai salah satu media massa pendukung pemerintah), kemudian menganalisis temuan-temuan dalam perspektif tanggung jawab sosial. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan jumlah sirkulasi hoax dan fake news di Indonesia. Untuk itu, dalam upaya memerangi peredarannya diperlukan komitmen pemerintah dalam menumbuhkan budaya literasi. Media massa mainstream perlu meningkatkan kepercayaan publik melalui tayangan-tayangan yang lebih edukatif dan kritis. Perusahaan media sosial perlu berperan lebih aktif dan responsif dalam mencegah dan melawan peredaran hoax dan fake news . Di saat yang sama, masyarakat Indonesia perlu mengedukasi diri melalui peningkatkan pemahaman dan pengetahuan secara mandiri.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []