Nilai-nilai Desain dalam Praktek dan Kerangka Berfikir Desainer Studi Kasus Filosofi "Jalan Kayu" Barata Sena
2021
Dalam paradigma baru, peran dan tanggung jawab Desainer tidak cukup hanya membuat gambar perencanaan dan memproduksi karya desain saja, namun juga memproduksi dan mereproduksi nilai-nilai dan makna desain di dalam setiap karya desain. Bagaimana memahami pesan dan nilai- nilai moral desain yang intangible dalam kerangka berpikir seorang desainer di dalam derasnya arus persaingan desain industri saat ini menjadi topik permasalahan penting untuk di elaborasi lebih lanjut dalam paper ini. Melalui metode deskriptif analitik, paper ini menganalisa nilai-nilai desain yang melekat dalam praktik seorang desainer produk interior melalui kerangka berpikir filosofis yang dikenal sebagai “Jalan Kayu”. Jalan kayu adalah sebuah kerangka berpikir tentang material kayu sebagai bahan utama untuk produk-produk Art Furniture yang di kenalkan oleh Barata Sena: seorang desainer, seniman dan pengusaha “Art Furniture” . Landasan filosofi “Jalan Kayu” dalam perspektif seorang Barata Sena adalah menanamkan tiga sikap mental dalam berkarya yaitu sikap menerima, memberi dan melepaskan. Baginya semua jenis kayu mempunyai potensi nilai yang sama, tidak ada kayu yang jelek atau tidak bernilai. Hanya dengan kecerdasan kreatif yang diintegrasikan dengan kondisi material kayu yang dapat merubah nilai-nilai yang ada sebelumnya. Nilai-nilai desain yang tertanam dalam filosofi “Jalan Kayu” ternyata sejalan dengan pemikiran V. Papanek tentang nilai sosial dan moral desainer dalam praktik- praktik perancangan desain produk yang menekankan fungsi dan peran desain yang bertumpu pada nilai kesejahteraan dan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai desain ini juga bermuara pada konsep besar dari Triple Botton Line of Design (Planet, People, Profit) sebagai arus besar sustainable development.
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI