FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA TIDAK MELAKUKAN DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keluarga tidak melakukan deteksi dini gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Desain penelitian menggunakan Cross Sectional yang merupakan variabel sebab atau resiko dan akibat kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara stimulan, sesaat atau sekali saja dalam satu kali waktu (dalam waktu bersamaan), dan tidak ada follow up, populasi dalam penelitian ini semua keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, di dapatkan 40 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 21.0. analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji Chi-Square (?=0,05) untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (?=0,005); sosial budaya (?=0,002); dukungan keluarga (?=0,028); motivasi (?=0,001) dengan pengaruh keluarga tidak melakukan deteksi dini gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Disimpulkan bahwa keluarga tidak melakukan deteksi dini gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana pengetahuan, sosial budaya, dukungan keluarga dan motivasi berhubungan dengan keluarga tidak melakukan deteksi dini gangguan jiwa.