Pemanfaatan Air Tanah Dangkal Dengan Pengolahan Air Secara Sederhana Bagi Penduduk Sekitar Wamena

Potensi Air di Wamena secara kwalitatif sangatlah besar tetapi secara kualitas pada saat saat tertentu kurang begitu baik, dicirikan dengan indikasi warna, kesadahan, kandungan organik, amoniak bebas dan Fe, serta tingkat kekeruhan yang tinggi. Sumber air tanah dangkal ini sering dimanfaatkan oleh penduduk sekitar wamena yang belum mendapatkan pelayanan sarana air bersih. Pelayanan air bersih yang dikelola oleh Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Prasarana Air Bersih (PPSAB-IRJA), Kanwil PU Propinsi Irian Jaya, pada tahun 1991 tingkat pelayanannya baru mencapai 12 persen dari 21.200 jiwa. Sedangkan target yang harus dicapai pada sasaran Pelita V yaitu 80 persen dari jumlah penduduk harus terlayani. Menghadapi kenyataan ini perlu suatu upaya untuk memperbaiki kualitas sumber-sumber air tersebut agar memenuhi syarat air bersih utamanya sumber air tanah dangkal yang sering dipakai penduduk. Salah satu cara adalah dengan pengolahan air secara sederhana, yang sesuai dengan keadaan penduduk setempat, mengingat kondisi tempat di pedesaan yang masih terisolir dan rendahnya pengetahuan penduduk mengenai masalah kesehatan. Oleh karena itu tujuan utama adalah membantu masyarakat pedesaan dalam penyediaan air bersih serta memberikan pengertian tentang hidup sehat. Metoda Pengolahan secara sederhana digunakan sistem saringan cepat berlapis dan sistem Bak Pengendapan. Bahan baku utama untuk pengolahan ini banyak didapatkan disekitar daerah Wamena. Seperti pasir kwarsa bentuk granular didapat di sungai Kulagaima sebelah barat Wamena dan Pasir kwarsa halus didapat di Aikima disekitar Gunung Zibua di sebelah utara Wamena dengan cadangan yang sangat besar. Berdasarkan hasil pengolahan secara sederhana tersebut didapatkan air yang cukup hygenis untuk kesehatan Penduduk, dari hasil percobaan dapat menurunkan beberapa parameter yang melampaui batas yang diperkenankan seperti kekeruhan, warna, kandungan organik, amoniak dan Fe.