PRODUKTIVITAS SISTEM TUMPANGSARIJAGUNG-KACANG TANAH PADA BEBERAPA PERBANDINGAN DOSIS PUPUK ORGANIK-ANORGANIK
2017
Upaya memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman jagung dan kacang tanah
tumpangsari dapat dilakukan melalui pemupukan. Keterpenuhan unsur hara bisa berasal
dari pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik atau kombinasi keduanya untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara dari adanya respon pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung dan kacang tanah. Pupuk anorganik mempunyai keunggulan seperti kandungan
kadar hara tinggi, dosis fleksibel, mudah diaplikasikan dan mudah tersedia. Namun
penggunaan pupuk anorganik dapat menyebabkan perubahan struktur tanah, pemadatan,
dan pencemaran lingkungan. Alternatif usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan
kesuburan tanah pertanian adalah dengan penambahan bahan organik. Pupuk organik
mempunyai peranan dalam mempengaruhi sifat fisik, kimia dan aktifitas biologi
dalam tanah, hanya saja pupuk organik memiliki kelemahan kadar unsur hara yang rendah
dan lambat tersedia untuk tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan dosis pupuk organikanorganik
agar dicapai produktivitas jagung dan kacang tanah tertinggi pada sistem
tumpangsari. Penelitian dilakukan di Desa Kandang Limun, Kecamatan Muara
Bangkahulu pada bulan Juni hingga September 2015. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri atas satu faktor yaitu pemberian
pupuk organik dan anorganik pada tumpangsari tanaman jagung dan kacang tanah.
Perlakuan dosis pemupukan yang dilakukan meliputi: Pupuk organik 6000 kg/ha, Urea 0
kg/ha, TSP 0 kg/ha, KCl 0 kag/ha ; Pupuk organik 4500 kg/ha, Urea 48,85 kg/ha, TSP
42,34 kg/ha, KCl 20 kg/ha ; Pupuk organik 3000 kg/ha, Urea 97,7 kg/ha, TSP 64,69 kg/ha,
KCl 40 kg/ha; Pupuk organik 1500 kg/ha, Urea 146,55 kg/ha, TSP 127,04 kg/ha, KCl 60
kg/ha ; Pupuk organik 0 kg/ha, Urea 195,41 kg/ha, TSP 169,39 kg/ha, KCl 80 kg/ha.
Sebagai pembanding pertanaman sistem tumpangsari, dilakukan penanaman jagung
monokultur dengan dosis Urea 293 kg/ha, TSP 254 kg/ha, KCl 120 kg/ha dan kacang
tanah monokultur dengan dosis Urea 97,82 kg/ha, TSP 84,78 kg/ha, KCl 40 kg/ha. Data
variabel utama yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis varians dan jika berbeda nyata
dilanjutkan dengan DMRT taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan kombinasi dosis pupuk organik-anorganik berbeda
tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tumpangsari jagung-kacang tanah.
Produktivitas agronomi tertinggi tercapai pada kombinasi dosis pupuk organik-anorganik
(25:75) yaitu 1500 kg/ha organik + Urea 146,55 kg/ha, TSP 127,04 kg/ha, KCl 60 kg/ha
lebih tinggi 56,41% dibandingkan monokultur, begitu juga produktivitas ekologi tertinggi
dicapai pada kombinasi dosis pupuk organik-anorganik (25:75) yaitu 1500 kg/ha organik +
Urea 146,55 kg/ha, TSP 127,04 kg/ha, KCl 60 kg/ha lebih tinggi 40% dibandingkan
monokulturnya. Pemupukan organik dan anorganik atau kombinasi keduanya dapat
memberikan jumlah dan kecukupan unsur hara yang sama antar perlakuan. Hal ini berarti
peran pupuk anorganik dapat digantikan dengan penambahan pupuk organik pada dosis
yang setara
Keywords:
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI