ANALISIS ZONA MINERALISASI EMAS DENGAN METODE DERIVATIVE DAN PEMODELAN 3D ANOMALI GAYABERAT, STUDI KASUS: PONGKOR, JAWA BARAT

2019 
Zonasi mineralisasi emas dapat dilakukan berdasarkan pemodelan kontras densitas bawah permukaan darianomali gayaberat. Dimana zona mineralisasi emas berupa jalur mineralisasi dari endapan epitermal yang ditandaidengan adanya endapan mineral kuarsa yang membentuk sistem berurat (vein) di bawah permukaan. Pada penelitian ini,analisis terhadap data gayaberat menggunakan metode Second Vertical Derivative (SVD) dan pemodelan 2D dan 3Dyang digunakan untuk mengidentifikasi sesar sebagai zona prospek mineral emas. Data gayaberat residual dapatmenunjukkan pola anomali gayaberat antara -3,2 – 2,8 mGal. Analisis Derivative terhadap data gayaberat residual dapatmengidentifikasi dengan baik pola-pola sesar dimana sesar ditunjukan oleh kontur SVD sama dengan nol. Pola-polasesar dari SVD identik dengan pola sesar dari pemetaan geologi. Model 2D dan 3D menunjukkan model densitassebesar 2,00 gr/cc – 2,67 gr/cc dan pola struktur sesar hingga kedalaman 1500 m. Pola perlapisan terdiri dari batuansedimen (clay dan sandstone) dengan densitas 2,20 gr/cc – 2,30 gr/cc berumur Pliosen Tersier atau Miosen Akhir,batuan tuff dengan densitas 2,40 gr/cc – 2,60 g/cc berumur Miosen Awal dan batuan dasar (basement) berupa batuanandesit dengan densitas 2,67 gr/cc. Zona mineralisasi emas berasosiasi dengan batuan Tuff pada kedalaman yang relatifdangkal (< 500 m). Hasil-hasil ini memperkuat dugaan bahwa prospek mineralisasi emas di Pongkor, Jawa Barat inibertipe endapan epitermal sulfidasi rendah, dimana sesar merupakan struktur pengontrol mineralisasi tersebut.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []