MODEL EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PENGOLAHAN RUMPUT LAUT Lina

Berdasarkan data (UN_Comtrade, 2018), lima tahun terakhir ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pengekspor rumput laut terbesar di dunia. Namun Indonesia masih dominan mengekspor rumput laut mentah dibandingkan olahan. Jika Indonesia dapat meningkatkan ekspor rumput laut dari mentah menjadi olahan dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai ekspor semakin tinggi. Budidaya rumput laut di negara berkembang seperti Indonesia telah mampu meningkatkan status ekonomi dan sosial masyarakat. Namun permasalahannya adalah bagaimana nilai tambah rumput laut semakin meningkat dalam bentuk olahan. Dengan demikian dapat meningkatkan harga dan pendapatan pembudidaya rumput laut. Apa saja permasalahan pengolah rumput laut sehingga belum dapat menjadi industri yang maju dan berkontribusi meningkatkan ekspor rumput laut olahan Indonesia. Dalam hal ini peneliti merasa perlu adanya pemodelan efektivitas komunikasi terhadap kinerja pengolahan rumput laut. menyusun model efektivitas komunikasi terhadap kinerja pengolahan rumput laut dengan menggunakan model structural. Inner model dalam analisis menujukkan bahwa indikatornya yaitu: faktor individu, antar individu, organisasi, efektifitas komunikasi dan kinerja industri rumput laut. Indikator faktor antar individu berupa : kepercayaan (X21), empati (X22), sosial (X23). Indikator faktor organisasi berupa : kepemimpinan (X31), budaya organisasi (X32), negosiasi (X33), keaktifan asosiasi (X34), kelembagaan (X35). Indikator efektifitas komunikasi adalah : pemahaman (Y11), umpan balik (Y12), penguasaan teknologi informasi (Y13), kemampuan Bahasa internasional (Y14). Indikator kinerja industry rumput laut adalah ketrampilan (Y27), produksi budidaya rumput laut (Y28), ekspor rumput laut mentah (Y210), dan ekspor rumput laut olahan (Y211). Ekspor rumput laut olahan merupakan indikator dengan loading faktor tertinggi artinya kinerja rumput laut indonesia dicerminkan dengan ekspor olahan rumput laut