Late quaternary environmental history of Indonesia

2022 
Abstract Paleoclimate research in Indonesia has become increasingly important with growing awareness of the critical role of this region for global climate. By reconstructing the past climate trend and variability, paleoclimate research contributes to a more reliable simulation of future Indonesian climate, which has proven difficult owing to the lack of temporally long instrumental records and model deficiencies in reproducing the complex regional setting. After two decades of paleoclimate research, there is strong evidence that melting of the ice sheets and slowdown of the ocean circulation in the North Atlantic, e.g., during Heinrich Events, result in a cooler Northern Hemisphere, and warmer and drier conditions over Sumatra, Java, and the Lesser Sunda Islands. On the other hand, this region experiences a cooler windy season and a wetter rainy season during periods of a generally warmer Northern Hemisphere summer, e.g., during precession minima, with environmental changes being more severe in monsoonal south Indonesia compared with the ever-wet equatorial regions. Abstrak Penelitian iklim purba di Indonesia telah menjadi semakin penting dengan meningkatnya kesadaran akan peran kritis wilayah ini dalam mempengaruhi iklim global. Dengan merekonstruksi kecenderungan iklim masa lalu dan variasinya, penelitian iklim purba memberikan kontribusi dalam simulasi iklim Indonesia masa depan yang lebih dapat diandalkan, hal tersebut sebelumnya telah terbukti sulit karena kurangnya rekaman pengukuran parameter iklim secara teratur berjangka panjang dan kekurang-mampuan model dalam menggambarkan wilayah regional yang kompleks. Setelah dua dekade penelitian iklim purba, terdapat bukti kuat bahwa pencairan tudung es dan pelambatan sirkulasi lautan di Atlantik Utara, seperti selama Peristiwa Heinrich, menghasilkan iklim yang lebih sejuk di belahan bumi utara dan kondisi lebih hangat dan kering di Sumatra, Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil. Sebaliknya daerah-daerah ini mengalami musim angin sejuk dan musim hujan basah selama periode yang umumnya hangat di belahan bumi utara pada musim panas, misalnya selama presesi minimal, yang disertai dengan perubahan lingkungan yang drastis selama musim hujan di selatan Indonesia dibandingkan dengan daerah khatulistiwa yang selalu basah.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    73
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []