PROSPEK PEMANFAATAN BAKTERI ENTOMOPATOGENIKSEBAGAI AGENSIA PENGENDALI HAYATI SERANGGA HAMA

2009 
Pengembangan budidaya tanaman sayuran merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan pertanian untuk menunjang perekonomian Indonesia. Berbagai jenis serangga hama dapat menyerang tanaman sayuran sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Untuk mengendalikan hama tersebut umumnya digunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insektisida kimiawi secara luas dan terus menerus memang dapat menekan kerusakan akibat serangan hama. Namun demikian, seiring dengan penggunaan insektisida kimiawi, timbul pula masalah yang serius yaitu terjadinya resistensi dan resurgensi serangga hama, terbunuhnya musuh-musuh alami serangga hama yang kemudian menyebabkan timbulnya hama sekunder, terbunuhnya serangga penyerbuk dan bahaya lain pada ternak dan manusia. Oleh karena itu, diperlukan sekali adanya alternatif baru yang dapat dipakai untuk mengendalikan populasi hama tersebut sampai di bawah batas nilai ambang ekonomi. Pengendalian secara hayati (parasit, predator, agensia patogen) adalah salah satu alternatif yang biasanya dicari karena telah terbukti banyak berhasil dinegara-negara maju. Salah satu spesies bakteri entomopatogenik adalah bakteri pembentuk spora yaitu Bacillus thuringiensis yang merupakan pilihan utama dalam pemanfaatan mikrobia sebagai agensia pengendalianhayati serangga hama. B. thuringiensis dalam proses pertumbuhannya menghasilkan badan inklusi parasporal berupa kristal protein yang dikenal dengan delta-endotoksin dan telah diketahui bersifat toksik terhadap beberapa serangga anggota ordo Lepidoptera, Diptera, dan Coleoptera. Walaupun deltaendotoksin bersifat toksik terhadap serangga sasaran, namun tidak toksik terhadap serangga berguna lainnya, hewan, tanaman maupun manusia. Berdasarkan ciri-ciri khas yang menguntungkan di atas, maka hasil eksplorasi strain-strain baru bakteri entomopatogenik anggota spesies B. thuringiensis telah banyak dimanfaatkan sebagai dasar untuk produksi bioinsektisida komersial. Pencaharian strain-strain baru bakteri entomopatogenik yang bersifat endogenik perlu dilakukan di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan pengendalian serangga hama secara hayati sebagai alternatif pengganti insektisida kimiawi. Pemanfaatan mikrobia indigenous ini sebagai agensia pengendali hayati merupakan suatu terobosan dalam peningkatan pendayagunaan sumberdaya hayati mikrobia secara lebih intensif untuk menyelamatkan lingkungan hidup dari pencemaran. Makalah ini akan membahas berbagai upaya memperoleh strain unggul B. thuringiensis indigenous Indonesia serta pemanfaatan dan pengembangannya untuk produksi bioinsektisida. Dengan menggunakan dasar-dasar bioteknologi diharapkan akan dapat dihasilkan suatu insektisida mikrobial yang bermanfaat untuk mengendalikan hama tanaman sayuran di Indonesia.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []