EKSPRESI ENZIM RIBONUCLEOTIDEREDUCTASE PADA POST LARVA UDANGVANNAMEI (Penaeus vannamei) YANGTERINFEKSI WHITE SPOT SYNDROME VIRUS(WSSV)(EXPRESSION OF RIBONUCLEOTIDE REDUCTASE ONVANNAMEI SHRIMP (Penaeus vannamei) POST LARVAEINFECTED BY WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV))
2016
Ribonucleotide reductase (RR) adalah enzim yang bertanggung jawab
pada konversi ribonukleotida difosfat menjadi deoksiribonukleotida difosfat yang
esensial untuk replikasi DNA de novo (baru). Fungsi enzim ribonucleotide
reductase terlibat dalam metabolisme nukleotida dan mereduksi ribonukleotida
menjadi deoksiribonukleotida sebagai immediate precursor dari DNA.
Ribonucleotide reductase unit kecil (RR2) mengandung radikal bebas tirosil
esensial yang merupakan inisiator katalisis sintesis DNA secara de novo dan
diekspresikan paling tinggi pada udang yang terinfeksi WSSV. Salinitas rendah
hingga 5 g/L menyebabkan gangguan osmoregulasi dan selanjutnya udang
mengalami modifikasi tekanan osmotik internal. Modifikasi yang dilakukan
sebagai akibat adanya kerusakan jaringan epitel pada insang, usus, dan kelenjar
antennal yang merupakan organ utama yang bertanggungjawab pada transport ion
udang selama infeksi WSSV.
Perubahan salinitas mengakibatkan perubahan adaptasi fisiologis dan
biokimia pada udang sehingga ketahanan udang terhadap penyakit pada salinitas
rendah akan menurun Jumlah udang yang terinfeksi berat tertinggi pada salinitas 5
g/L sebanyak 55%, tingkat infeksi ringan mendominasi salinitas 25 g/L sebanyak
40% sedangkan jumlah infeksi tertinggi pada salinitas 15 g/L sebanyak 35%
adalah udang dengan tingkat infeksi sedang. Selain itu waktu terjadinya infeksi
berat lebih cepat terjadi pada salinitas rendah dibandingkan salinitas tinggi.
Tingkat infeksi berat paling banyak terjadi pada udang yang terpapar
salinitas 5 g/L sehingga menyebabkan tingkat kematian yang tinggi pada udang.
Ekspresi gen ICP11 pada udang mengkonfirmasi adanya infeksi WSSV dimana
gen ICP11 merupakan gen late virus WSSV akan bersaing dengan DNA udang
untuk mengikat protein histon hingga terikat penuh. Kelebihan gen ICP11 yang
bebas akan bertindak sebagai DNAase untuk mencerna DNA udang sehingga
terjadi gangguan nukleosom yang mengakibatkan kematian sel. Tingkat kematian
sel yang tinggi menyebabkan udang tidak dapat bertahan hidup.
Virus memanfaatkan RR2 yang dimiliki oleh udang dengan
mengambil/aneksasi RR2 udang untuk sintesis DNA nya secara de novo. Massa
molekul RR2 pada udang yang terpapar salinitas rendah diikuti dengan infeksi
WSSV adalah sebesar 71-86 kDa. Peningkatan intensitas ekspresi RR tertinggi
terjadi pada salinitas 5 g/L dibandingkan salinitas 15 dan 25 g/L. Laju
peningkatan intensitas ekspresi enzim RR2 mengalami peningkatan secara
signifikan pada hari ketiga, dan puncak intensitas ekspresi RR2 terjadi pada hari
kelima pasca infeksi. Peningkatan tersebut menunjukkan DNA virus mengalami
pertumbuhan melalui biosintesis de novo, dengan memanfaatkan RR virus yang
ditunjukkan dengan jumlah udang yang mengalami infeksi makin meningkat. Hari
ketiga pasca infeksi mulai nampak adanya infeksi berat pada salinitas 5 g/L
dengan intensitas RR Intensitas tertinggi terjadi pada salinitas 5 g/L dimana
jumlah udang dengan tingkat infeksi skor 3 paling banyak ditemui. Tingkat
infeksi yang tinggi pada udang yang terinfeksi WSSV menunjukkan tingginya
replikasi DNA virus pada udang yang berlangsung terus hingga udang mati. Laju
peningkatan enzim RR pada hari ketiga pasca infeksi memungkinkan untuk dapat
digunakan sebagai indikator early warning
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI