KAJIAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF USAHA PRODUKTIF PADA INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA RAKYAT (ITTARA) DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
2014
�
�
ABSTRAK
KAJIAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF USAHA PRODUKTIF
PADA INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA RAKYAT (ITTARA)
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh
MUHADI
Industri Tepung Tapioka Rakyat (ITTARA) merupakan usaha agroindustri yang
mengolah ubi kayu menjadi tepung tapioka dalam skala kecil atau skala
perdesaan. Dalam perkembangannya, sebagian besar ITTARA tidak mampu
beroperasi lagi karena berbagai permasalahan, antara lain permasalahan pada
subsistem on farm (budidaya) dan off farm (subsistem pengolahan dan subsistem
pemasaran). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh konsep strategi yang
potensial sehingga usaha ITTARA khususnya di Lampung Timur tetap dapat
berkembang dan mampu memperoleh keuntungan secara ekonomis.
Pada penelitian ini, dilakukan analisis SWOT terhadap kondisi terkini ITTARA,
dan diperoleh sejumlah alternatif usaha perbaikan ITTARA, yang terdiri atas :
melakukan variasi produk akhir, melakukan usaha sampingan, memanfaatkan by
product dan melakukan peningkatan penggunaan teknologi serta efisiensi biaya
produksi. Analisis kemudian dilanjutkan dengan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP). Alternatif terpilih selanjutnya diuji kelayakannya melalui
serangkaian analisis, seperti analisis pasar, teknis dan teknologi serta finansial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tapioka dengan proses dua kali
giling merupakan jenis usaha terpilih yang paling potensial untuk dikembangkan
dalam rangka peningkatan pendapatan pelaku usaha ITTARA. Faktor pendukung
kelayakan pengembangan produksi tapioka dengan proses dua kali giling antara
lain adalah kebutuhan tapioka dalam negeri sangat tinggi, dan teknologi yang
dibutuhkan sederhana dengan hasil yang efisien.
Produksi tapioka dengan proses dua kali giling memenuhi semua kriteria
kelayakan usaha yaitu NPV bernilai positif (Rp. 1.830.907.496), payback period
1,51 tahun (lebih kecil dari umur ekonomis usaha yaitu 10 tahun), IRR lebih besar
dari discount factor 12,5% (yaitu 51,05%), nilai B/C Ratio lebih besar dari 1
(yaitu 1,14). Produksi tapioka dengan proses dua kali giling juga menghasilkan
nilai tambah yang lebih tinggi (yaitu Rp.283,750/kg) dibandingkan dengan nilai
tambah tapioka dengan proses satu kali giling (yaitu Rp. 251,413/kg).
Kata kunci : ITTARA, tapioka dua kali giling, nilai tambah, kelayakan usaha.
�
ABSTRACT
A STUDY ON PRODUCTIVE BUSINESS ALTERNATIVE
DEVELOPMENT OF PUBLIC TAPIOCA POWDER INDUSTRY
(ITTARA) IN EAST LAMPUNG DISTRICT
By
MUHADI
The public tapioca industry (ITTARA) is an agroindustry business which
processes cassava into tapioca in small scale or village scale. Along its
development, the majority members of ITTARA were not able to operate any
longer because of some problems, such as on farm and off farm sub-system
problem (sub-system of processing and marketing). The objective of this research
was to obtain potential strategy concept for ITTARA to be able to develop and to
gain economical profit especially in East Lampung.
In this research, SWOT analysis has been conducted on current condition of
ITTARA and some alternatives of business improvements for ITTARA were
resulted such as diversifying final products, conducting additional business,
utilization of by product, improving technology used, and improving production
cost efficiency. This analysis was then followed by AHP method to get the best
alternative. The selected alternatives were then analyzed by feasibility test
including market analysis, technical and technology analysis, and financial
analysis.
The results showed that a two times milling tapioca production was the most
potential selected business type to be developed for increasing ITTARA
entrepreneur’s income. The feasibility supporting factors of this selected business
were very high domestic tapioca demand and simple technology needed with
efficient result.
Based on feasibility study, the two times milling tapioca production met all
business feasibility criteria: positive NPV value (Rp. 1,830,907,496), 1.51 year
payback period (smaller than economic business period of 10 years), IRR
(51.05%) that bigger than discount factor (12.5%), and B/C ratio value (1.14) that
bigger than 1. A two times milling tapioca production also produced higher
additional value (Rp. 283.750 /kg) than those of one milling tapioca production
(Rp. 251.413 /kg).
Keywords : ITTARA, two times milling tapioca production, additional value,
business feasibility
�
Keywords:
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI