PENGUATAN PENDEKATAN DIREKTIF DAN KOLABORATIF DALAM SUPERVISI AKADEMIS UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN INSTRUMEN EVALUASI HOTS DI UPTD SMP NEGERI 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2020/2021

2021 
Dalam konteks penerapan Kurikulum 2013 dengan pembelajaran saintifik dan upaya mendorong keterampilan berpikir kritis, maka kemampuan menyusun instrumen tes yang dapat mengukur ranah keterampilan berpikir kritis menjadi sangat penting. Ranah berpikir kritis atau disebut dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalam bahasa Inggri disebut Higher Order Thinking Skill  disingkat HOTS. Ranah berpikir kritis atau HOTS merupakan tujuan yang dapat dicapai oleh para siswa setelah melalui proses belajar sehingga para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya SMPN 3 Metro, akan dapat mengembangkan sikap kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Rendahnya frekuensi kunjungan untuk melakukan pembinaan menjadi salah satu penyebab dari rendahnya kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian. Selain rendahnya frekuensi kunjungan, kualitas tindakan dalam membina juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Peran kepala sekolah menjadi krusial untuk menjembatani kesenjangan tersebut, kerja sama yang baik dengan pengwas.   Subjek dalam penelitian ini adalah para guru UPTD SMPN 3 Metro  berjumlah 49 orang guru dengan variasi kelompok usia, Tahun Pelajaran 2020/2021. Secara menyeluruh konsep supervisi, sebagian tugas dari kepala sekolah, yang digunakan adalah supervisi Akademis, selan-jutnya supervisi Akademis tersebut dibagi dalam beberapa pendekatan, yaitu: 1) direktif, 2) pendekatan kolaboratif, perbedaan tindakan dalam tiap siklus adalah pada jenis penggunaan teknik tersebut.  Dilaksanakan pada bulan Januari s.d Maret 2021. Penggunaan pendekatan kolaboratif rupanya telah mampu mengakomodasi segenap potensi para guru, sehingga kinerja mereka meningkat. Peningkatan mencapai sepenuhnya sebesar 75% dari tujuan penelitian tindakan ini, namun dari siklus ke siklus telah menunjukkan perubahan yang signifikan.   Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan guru  UPTD SMPN 3 Metro  dalam menyusun instrumen tes HOTS pilihan ganda dan esai meningkat melalui penerapan supervisi akademik dengan menguatkan pendekatan direktif dan kolaboratif. Sebaran predikat kemampuan menyusun instrumen tes HOTS Pilihan Ganda, pada siklus II, 55 sebanyak 100% berpredikat sangat baik. Capaian aspek kelompok dewasa, 55 capaian persentase Materi 80, Konstruksi 79, Bahasa 83. Sebaran predikat kemampuan menyusun instrumen tes HOTS esai pada siklus II, sebaran predikatnya mencapai perubahan  maksimal. Untuk kelompok dewasa, usia 55 sebaran predikatnya Sangat Baik 33, Baik 67. Pada siklus II, usia 55 Materi 74, Konstruksi 77, Bahasa 72. Perubahan yang terjadi karena perubahan capaian dari tiap butir penilaian kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen tes HOTS. Para guru merasa lebih dihargai, sehingga peningkatan kinerja menjadi miliknya sendiri dan bukan milik pengawas atau sekolah. Respon yang
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []