Manajemen Anestesi Untuk Koreksi Skoliosis pada Pasien Chiari Malformasi Post Dekompresi Foramen Magnum

2014 
ABSTRACT Background: There are complications in the management of anesthesia for correction of thoracic scoliosis in patients with Chiari malformation post foramen magnum decompression periopoeratif because there are complex issues that accompany it. Case: Anesthesia is used for correction of scoliosis in patients with Chiari Malformation post foramen magnum decompression with limited mobilization of the neck. In the X-ray examination found sublaminer semirigid instrumentation of the neck. MSCT visible on thoracic scoliosis with a curvature center on Thorakal 9 with Cobb 's Angle 60o. Examination of cardiovascular, respiratory and neurological within normal limits. Curvature degrees of scoliosis in these patients is still under 70o so it does not compress heart and lungs, but there are complications to perform intubation. This can be overcome by using a fiberoptic instrument in a state of non sleep apnea using 50 mcg fentanyl and propofol 50 mg followed by balance anesthesia using continuous infusion propofol, N2O, O2, vecuronium and fentanyl intermittnent and the hipotension control techniques . Post- anesthesia patients received epidural analgesia with 2 catheters with the end of one catheter is in thoracal 3 and other in thoracal 12. Each wears 0.5 mg morphine and bupivacaine 0.1 %. Patients were evaluated 2 days in ICU with no neurological defects and free of pain, then patient moved to the treatment room. Summary: Management of anesthesia in thoracic scoliosis correction surgery becomes a very important thing because of the complexity of perioperative problems that accompany it. Cardiovascular and respiratory function is most likely impaired that need special attention. Assessment of the degree of severity of skoliosisnya can provide a predictive value to the problems that may occur perioperatively. Patients with impaired mobility of the neck can be complications when performing laryngoscopy-intubation. Post surgery if both cardiovascular and respiratory function are good, considerate extubation may be an option. Postoperative analgesics should be adequate to deal with the pain because the pain can be cause cardiovascular and respiratory instability complicating post-surgery. Keywords : Thoracic scoliosis, chiary malformation, cobb’s angle ABSTRAK Latar belakang: Terdapat penyulit pada manajemen anestesi untuk koreksi skoliosis thorakalis pada pasien chiari malformasi post dekompresi foramen magnum karena terdapat permasalahan periopoeratif kompleks yang menyertainya. Kasus: Digunakan tindakan anestesi untuk koreksi skoliosis pada pasien dengan Chiari Malformasi post dekompresi foramen magnum dengan keterbatasan mobilisasi leher. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan semirigid sublaminer instrumentasi pada leher. pada MSCT terlihat skoliosis thorakalis dengan pusat kelengkungan pada Thorakal 9 dengan Cobb’s Angle 60o. Pemeriksaan kardiovaskular, respirasi dan neurologis dalam batas normal. Derajat kelengkunan skoliosis pada pasien ini masih dibawah 70o sehingga tidak menekan jantung dan paru, tetapi terdapat penyulit untuk melakukan intubasi, hal ini bisa diatasi dengan memakai alat fiberoptik dalam kondisi sleep non apneu menggunakan fentanyl 50mcg dan propofol 50 mg dilanjutkan dengan balance anestesia menggunakan propofol kontinyu, N2O, O2, vecuronium dan fentanyl intermittnent serta tekhnik hipotensi kendali. Pasca anestesi pasien mendapat analgesi dengan 2 kateter epidural dengan ujung kateter setinggi Thorakal 3 dan ujing kateter lainnya setinggi Thorakal 12. Masing-masing memakai 0,5mg morfin dan bupivacaine 0,1%. Pasien dievaluasi 2 hari di ICU, tidak ada defek neurologis dan bebas nyeri kemudian di pindah ke ruang perawatan. Ringkasan: Manajemen anestesi pada operasi Koreksi skoliosis thorakalis menjadi suatu hal yang sangat penting karena begitu kompleksnya permasalahan perioperatif yang  menyertainya.  Fungsi  kardiovaskular  dan  respirasi  adalah  yang  paling  mungkin terganggu sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Penilaian terhadap derajat keparahan dari  skoliosisnya  dapat  memberikan  suatu  nilai  prediksi  terhadap  permasalahan  yang mungkin terjadi perioperatif. Pasien  dengan  gangguan  pada  mobilitas  dari  leher  dapat  menjadi  penyulit  saat melakukan  laringoskopi-intubasi. Post operasi jika fungsi kardiovaskular dan respirasi baik, pertimbangan ekstubasi dapat menjadi pilihan. Analgetik post operasi harus adekuat untuk menangani nyeri karena nyeri dapat dapat menimbulkan instabilitas kardiovaskular dan respirasi yang menjadi penyulit paska operasi. Kata kunci : Skoliosis thorakalis, chiary malformation, cobb’s angle
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []