PERHITUNGAN FAKTOR KOREKSI SEBAGAI FAKTOR PENGAMAN DALAM PENEBANGAN KAYU JATI (Tectona grandis) KPH PURWODADI, PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH

2013 
Keberadaan faktor koreksi sangat penting untuk mengakomodir hal-hal yang mungkin menimbulkan kesalahan di lapangan maupun dalam perhitungan volume tegakan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung faktor koreksi dan angka kayu bakar serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan pada setiap Bagian Hutan di KPH Purwodadi, Perum Perhutani Unit I, Jawa Tengah. Faktor koreksi dan angka kayu bakar ditentukan berdasarkan data volume realisasi dari Laporan Definitif KPH dan volume taksiran dari PDE-10 (Ikhtisar Rencana Tebang menurut Waktu dan Tempat) pada 10 tahun terakhir (2003-2012). Faktor koreksi dihitung secara rata-rata tertimbang 10 tahun dengan membandingkan antara volume realisasi dengan volume taksiran dalam total luas tebangan A.2. Angka kayu bakar diperoleh dari perbandingan antara volume kayu bakar (Sm) dengan volume kayu perkakas (m3). Besarnya faktor koreksi jenis jati di KPH Purwodadi yaitu BH Grobogan 0,72 ±0,297; BH Sambirejo 0,63 ±0,376; dan BH Kradenan Utara 0,57 ±0,356. Rata-rata faktor koreksi kurang dari 1, yaitu sebesar 0,64. Maka penaksiran yang dilakukan over estimate atau jumlah volume tebangan mayoritas lebih kecil dibandingkan volume taksiran. Sedangkan besar angka kayu bakar jenis jati KPH Purwodadi adalah BH Grobogan 0,015 ±0,0144; BH Sambirejo 0,007 ±0,0061; dan BH Kradenan Utara 0,008 ±0,0075. Nilai faktor koreksi dapat dipengaruhi oleh faktor kecermatan dalam penaksiran volume maupun dalam kegiatan penebangan, macam tabel/tarif yang digunakan untuk taksiran dan taksasi volume, dan perbedaan metode perhitungan volume yang digunakan, dan faktor keamanan hutan (bencana alam dan pencurian pohon). The existence of the correction factor is important to accommodate the things that may cause any errors in the field or in calculation of standing volume. This research aims to calculate the correction factor and firewood figures, also analyses the influencing factors. The research was conducted on each BH in KPH Purwodadi, Perum Perhutani Unit I, Central Java. The correction factor and firewood figures were determined by the actual volume from Definitive Report of KPH and the estimated volume from PDE-10 (Cutting Plan Overview by Time and Place) over the last ten years (2003-2012). The correction factor has been calculated weighted average over ten years by comparing the actual volume with the estimated volume for total A.2 harvest. Firewood figures have been obtained from the ratio between the firewood volume (Sm) and wooden utensils volume (m3). The value of teak correction factor in KPH Purwodadi are BH Grobogan 0,72 ±0,297; BH Sambirejo 0,63 ±0,376; and BH Kradenan Utara 0,57 ±0,356. The average of correction factor is less than 1, equal to 0,64. Then the assessment is carried out over estimate or the majority of the harvest volume is smaller than the estimated volume. While the value of teak firewood figures in KPH Purwodadi are BH Grobogan 0,015 ±0,0144; BH Sambirejo 0,007 ±0,0061; dan BH Kradenan Utara 0,008 ±0,0075. The value of the correction factor can be influenced by the precision factor in estimating volume or in logging activity, variation tables/tariff that were used to estimate the volume and assess, the difference in the calculating volume methods that have been used, and forestry safety factors (catastrophes and tree thefts).
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []