Hydrofisik Tanah dan Kualitas Air Di Lahan Pasang Surut Sebagai Penentu Pengelolaan Air untuk Optimalisasi Lahan

2008 
Penelitian ini merupakan percobaan di lapangan dan di laboratorium. Percobaan di lapangan berupa pengamatan tinggi air di saluran pada tipologi lahan A, B dan C pada saat pasang tunggal dan pasang ganda pada musim penghujan dan musim kemarau. Penelitian dilaksanakan di lokasi Comitte Development (Comdev) I-MHERE yaitu Kecamatan Tamban dan Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala yang dipilih memiliki tipologi lahan tipe A, B dan C. Penelitian terdiri dua sub penelitian yaitu : (1) Penelitian “Kualitas Air Pada Tipologi Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan”. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dimana akan dilakukan untuk pengambilan sampel air secara rutin menentukan periodik kualitas air di lahan pasang surut pada saat pasang tunggal dan pasang ganda pada musim penghujan dan musim kemarau yang meliputi pH, DHL dan kation tukar (Ca, K, Na,dan Mg) selama 6 bulan yaitu 3 bulan musim penghujan dan 3 bulan musim kemarau pada tipologi lahan yang berbeda (tipe A,B, dan C). Disamping itu, dalam setiap pengambilan sampel air diamati tinggi permukaan airnya. (2). Penelitian “Hidrofisik Tanah Pada Tipologi Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan“. Dalam penelitian kedua menentukan sifat fisik tanah yang meliputi bulk density, porositas, distribusi pori (persentasi pori drainase cepat, pori drainase sedang serta pori drainase lambat), serta kadar garam pada tipologi lahan yang berbeda yaitu tipe A, B dan C. Untuk mengetahui pengaruh ayunan pasang surut pada tiga tipologi lahan terhadap perubahan hydrofisik lahan dilakukan analisa regresi dan korelasi untuk melihat hubungan antara kadar garam dengan perubahan hidrofisik lahan. Hasil penelitian menunjukkan pada tipologi lahan A dan B ketinggian air yang masuk pada saat pasang lebih besar dibandingkan pada tipologi lahan C. Ketinggian air saat surut pada tipologi lahan A lebih rendah dari daerah tipologi lahan B dan C. Kualitas air di saluran selama 6 bulan pengamatan pada tipologi lahan A bila ditinjau dari nilai pH menunjukkan pH yang lebih tinggi dari tipologi lahan B dan C. Kemasaman air di saluran pada tipologi lahan A dan C pada saat pasang dan saat surut baik pada saat pasang besar (pasang purnama) ataupun pasang kecil (pasang perbani) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, namun pada tipologi lahan B menunjukkan bahwa kemasaman air di saluran lebih rendah pada saat pasang dibandingkan saat surut. Daya hantar listrik air di saluran tipologi lahan C lebih tinggi dari pada tipologi lahan B dan A baik pada saat pasang maupun saat surut. Air yang masuk pada saat pasang besar (pasang purnama) atau pasang kecil (pasang perbani) ataupun keluar pada saat surut di tipologi lahan C pada bulan Agustus – Oktober berada pada kriteria C3 (konduktivitas tinggi). Pada tipologi lahan B, air yang masuk pada saat pasang besar (pasang purnama) atau pasang kecil (pasang perbani) berada pada kriteria C1 (konduktivitas rendah) kecuali pada bulan Agustus. Kandungan garam yang tinggi di tipologi lahan C juga diakibatkan karena tingginya kadar Na+, Ca2+ dan Mg2+ di air saluran irigasi dibandingkan di tipologi lahan A dan B Berdasarkan analisa regresi dan korelasi antara persentasi natrium dapat tukar (ESP) dengan distribusi pori tanah (persentasi pori drainase sangat cepat, cepat dan lambat) menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada tipologi lahan A, B dan C kecuali korelasi antara ESP dengan pori drainase lambat di tipologi A yang menunjukkan perbedaan nyata
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []