Pengaruh Penambahan Α-Tocopherol Dalam PengencerTerhadap Kualitas Spermatozoa, Reactive Oxygen SpeciesDan Intensitas Kalsium IntraselulerSetelah Pembekuan Cepat Pada Sapi Madura

2017 
Pembekuan cepat adalah metoda alternatif prosesing semen beku dengan uap nitrogen (equilibrasi pada jarak tertentu diatas permukaan nitrogen cair) selama beberapa menit. Tujuan penelitian adalah mengetahui : 1). Jarak yang optimal dalam menentukan kualitas spermatozoa terbaik 2). Efek penambahan berbagai dosis α-Tocopherol terhadap kualitas spermatozoa pada suhu ruang (250C), 50 C (suhu dingin) dan -1960C (suhu beku) 4). Kadar MDA (Malonedialdehyde) pada berbagai suhu penyimpanan 5). Gambaran intensitas Ca++intraseluler semen segar dan semen beku. Materi dan Metoda: peneltian menggunakan semen dari 3 ekor sapi Madura, diencerkan dengan pengencer Tris-aminomethan kuning telur 20%, gliserol 7% dan equilibrasi pada suhu 50 C selama 30 menit, pre-freezing selama 5 menit dan selanjutnya dimasukkan kedalam nitrogen cair (suhu -1960C). Penelitian dilakukan dengan berbagai tahap yaitu 1).Tahap pra penelitian yaitu pemeriksaan makroskopis : volume, konsentrasi, bau dan warna; mikroskopis: motilitas individu, viabilitas, abnormalitas, integritas membran 2). Tahap I yaitu pengaruh berbagai jarak equilibrasi diatas permukaan nitrogen cair secara berturut-turut 5 cm (T1), 7 cm (T2) 10 cm (T3), 15 cm (T4) terhadap kualitas spermatozoa (motilitas individu, viabilitas, abnormalitas, integritas membran) post thawing 3) Tahap II yaitu : Pengaruh penambahan berbagai dosis α-Tocopherol 0,5 mM (P1), 1 mM (P2) dan 1,5 mM (P3) dalam pengencer Trisaminomethan kuning telur terhadap kualitas spermatozoa setelah pengenceran pada suhu kamar (250C), suhu dingin (50C) dan suhu beku (-1960C). 4). Tahap III yaitu pengaruh penambahan berbagai dosis α-Tocopherol dalam pengencer Tris-aminomethan kuning telur terhadap kadar MDA. 5). Intensitas Ca++intraseluer dianalisa dengan CLSM (Confocal Laser Scanning Microscope). Hasil penelitian 1).Tahap I: Pengaruh berbagai jarak equilibrasi uap nitrogen terhadap kualitas spermatozoa diperoleh hasil terbaik pada T1 yaitu pada jarak equilibrasi 5 cm: motilitas (34±5,16)%, viabilitas (61,9±3,02)%, abnormalitas (19,9± 1,85)%, integritas membran (54,1±4,36)%. 2).Tahap II: Pengaruh penambahan berbagai dosis α-Tocopherol terhadap kualitas spermatozoa setelah pengenceran pada suhu kamar, suhu dingin, suhu beku. P2 berbeda signifikan (P≤0,05) dengan P0; P1; P3, sedangkan antar tiga kelompok perlakuan tersebut tidak berbeda signifikan (P≥0), dari beberapa tahap suhu penyimpanan, hasil terbaik diperoleh pada kelompok perlakuan P2 yaitu pada dosis 1 mM a). Setelah Pengenceran pada suhu kamar : motilitas individu (68±4,22)%, viabilitas (87,65±1,11)%, abnormalitas (13,65±1,83)%, integritas membran (77,20±1,78)%, b). Suhu dingin : hasil terbaik motilitas individu (61±2,11)%, viabilitas (73,63±4,88)%, abnormalitas (14,55±2,33)%, integritas membran P2 (67±2,04) c). Suhu beku : 1. Pada jarak equilibrasi diatas permukaan nitrogen cair 5 cm kualitas terbaik adalah P2 masing-masing dengan motilitas (42±4,22)%, viabilitas (68,25±2,44), abnormalitas (6,08±1,16)%, integritas membran (60,5±2,02)%. P2 berbeda signifikan (P≤0,05) dengan P0, P1, P3, sedangan antara 3 kelompok tersebut tidak berbeda signifikan (P≥0,05) 2. Pada jarak equilibrasi diatas permukaan nitrogen cair 7 cm; hasil terbaik : motilitas P2 (38±2,58)%, viabilitas P2 (58,8±2,62)%; abnormalitas terendah P2 x (16,20±1,75)% dan integritas membran P3 (51,45 ±2,31)%. Kualitas spermatozoa yang diperoleh pada jarak equilibrasi diatas permukaan nitrogen cair 5 cm lebih baik dibanding 7 cm. Tahap III: Pengaruh penambahan berbagai dosis α-Tocopherol terhadap kadar MDA pada berbagai suhu, hasil terbaik adalah pada perlakuan α-Tocopherol dosis 1 mM (P2), terjadi penurunan kadar MDA secara berturut-turut pada suhu beku, suhu dingin, suhu ruang dari 190,25±4,24 ng/ml menjadi 175,25±2,32 ng/ml, 171,5±5,62 ng/ml menjadi 137,75±2,97 ng/ml, 161,5±4,32 menjadi 130,25±6,91 ng/ml, penambahan α-Tocopherol dosis 1 mM menghasilkan penurunan kadar MDA pada berbagai suhu penyimpanan dan kadar MDA paling rendah adalah pada suhu ruang. Tahap IV : Rata-rata intensitas Ca++ intraseluler spermatozoa semen segar 196,195 ± 42,11 au dan semen beku (setelah pembekuan cepat) 305,39 ± 88,44 au; intensitas Ca++intraseluler semen segar pada bagian kepala dan dari kepala sampai ekor relatif tinggi; sedangkan untuk semen beku pada bagian kepala masih relatif tinggi, namun dari kepala sampai dengan ekor tampak semakin menurun. Kesimpulan: Penambahan α-Tocopherol dalam pengencer Tris-aminomethan kuning telur berpengaruh terhadap kualitas spermatozoa, reactive oxygen species dan intensitas Ca++intraseleluler setelah pembekuan cepat pada sapi Madura. Penambahan α-Tocopherol yang terbaik adalah dosis 1 mM.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []