Pemantauan Pemanfaatan Liputan Lahan DAS Citarum Hulu
2002
Pemantauan liputan lahan DAS Citarum hulu memanfaatkan teknologi penginderaan jauh untuk menyediakan informasi mengenai liputan lahan dengan interpretasi obyek yang ada pada citra. Kemajuan teknologi penginderaan jauh, khususnya kemajuan pada resolusi spasial, srektral dan resolusi temporal dapat digunakan untuk menganalisis kenampakan muka bumi lebih detil. Metode yang digunakan dalam menganalisis yaitu dengan overlay citra secara digital dengan menggunakan SIG. Informasi yang diperoleh digunakan untuk menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai kemampuan lahan paling kritis maupaun paling peka. Klasifikasi tutupan/penggunaan lahan yang lebih rinci dari hasil klasifikasi dijital menggunakan classification Maximum Likelihood. Deliniasi kawasan rawan banjir masih dalam tahap pengerjaan yang memerlukan survei sesaat setelah kejadian banjir yang diperkirakan terjadi antara bulan Januari-Maret 2003. Survei tersebut untuk mengetahui batas genangan, kedalaman genangan, dan kalkulasi kerugian material yang ditimbulkan pada kawasan rawan banjir. Berdasarkan dari analisis perubahan lahan di DAS Citarum Hulu dari tahun 1997 hingga 2001, perubahan penggunaan lahan yang paling besar adalah perubahan lahan dari hutan dan tegalan yang mempunyai nilai koefisien runoff 0,2 dan 0,35 menjadi pemukiman, kebun campuran dan daerah industri yang mempunyai nilai koefisien runoff 0,6, 0,35 dan 0,93. Secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan lahan diakibatkan oleh kegiatan manusia, terutama di daerah pedesaan menjadi pemukiman (komplek perumahan), bahwa perubahan tersebut lebih didominasi oleh perubahan buatan, yaitu perubahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan masing-¬masing untuk luasan jenis liputan lahan kebun campuran, pemukiman. industri dan persawahan. Perubahan lahan tersebut diperkirakan menyembabkan besarnya runoff pada musim hujan.
- Correction
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI